Restorasi Ekosistem: 5 Kucing Hutan yang Hidup di Riau

Kucing merupakan salah satu satwa yang memiliki sejarah panjang dengan manusia. Bahkan, bukti interaksi kucing-manusia dapat ditemukan di mana-mana, mulai dari artefak Mesir kuno hingga meme lucu di internet.

Di Restorasi Ekosistem Riau (RER), kami pun sangat menyukai kucing. Tapi, kucing yang kami maksud di sini cukup berbeda dengan kucing yang sering Anda lihat berkeliaran di jalanan atau yang Anda pelihara di rumah. Hanya ada kucing hutan di RER.

Sebagian besar dari kucing hutan ini merupakan satwa dilindungi karena populasinya yang terus menurun. Mari berkenalan lebih jauh dengan kucing-kucing hutan RER.

1. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)

Sebagaimana tersirat dari namanya, harimau Sumatra ditemukan di pulau Sumatra, Indonesia. Sayangnya, spesies ini menghadapi kepunahan karena habitat alaminya kian menghilang. International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan harimau Sumatra ke dalam kategori Terancam Kritis (CR) dengan kurang dari 400 individu tersisa di alam liar.

Harimau Sumatra merupakan salah satu dari 797 spesies yang ditemukan di RER.

Berikut beberapa fakta tentang Harimau Sumatra yang harus kita ketahui:

• Harimau Sumatra adalah yang terkecil dari lima subspecies harimau di dunia, kemungkinan dikarenakan spesies ini tinggal di pulau terpencil dengan hutan yang lebat akan vegetasi
• Spesies ini memiliki garis yang lebih kecil dan warna oranye yang lebih gelap dibanding subspecies lainnya. Hal ini karena mereka adalah predator yang harus berkamuflase dan menyergap mangsa di hutan hujan Indonesia yang lebat
• Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia, meminta dukungan dari pemuka agama dalam upaya konservasi harimau Sumatra. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang melarang perburuan liar pada tahun 2014
• Sebagai predator puncak, harimau Sumatra merupakan spesies kunci di RER, menjaga agar populasi berbagai spesies mangsanya tetap terkendali sehingga tidak ada yang dominan. Hal ini penting dalam menjaga kesehatan dan keanekaragaman satwa dan tumbuhan di hutan
• Pada tahun 2020, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan upaya bersama untuk mengembalikan harimau Sumatra betina bernama Corina ke habitatnya di hutan rawa gambut Semenanjung Kampar

2. Kucing batu (Pardofelis marmorata)

Bisa dibilang, kucing batu adalah salah satu makhluk yang misterius. Kucing batu diklasifikasikan dalam status Rentan (VU) pada tahun 2008, namun kemudian statusnya menjadi Hampir Terancam (NT) pada 2015 dalam Daftar Merah IUCN. Spesies ini juga dilindungi menurut Appendix I dalam Convention on International Trade in Endangered Species (CITES).

Mari cari tahu lebih dalam mengenai karakteristik utama Kucing Batu:

• Dikenal dengan kemampuannya meluncur dari atas pohon dengan kepala terlebih dahulu
• Memiliki wilayah teritorial rata-rata 3,5 km persegi
• Cenderung aktif di malam hari dan berburu sendirian, meskipun penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa spesies ini juga ternyata cukup aktif di siang hari
• Mayoritas penampakan kucing batu di RER tertangkap pada siang hari
• Menghabiskan sebagian besar waktu mereka jauh di dalam hutan, itulah mengapa spesies ini jarang sekali tertangkap oleh camera trap
• Sangat peka dan tidak toleran terhadap gangguan manusia

3. Kucing kepala datar (Prionailurus planiceps)

Spesies ini berasal dari Indonesia, Malaysia, Brunei dan sejarahnya juga menunjukkan ia berada di Thailand, kucing kepala datar merupakan salah satu spesies paling langka sekaligus paling jarang diketahui di dunia. Jumlahnya di alam liar hanya tersisa kurang dari 2.500 ekor. Untuk itulah, sejak tahun 2008 IUCN telah menetapkan status konservasinya sebagai Terancam (EN).

Satwa ini juga tercatat dalam CITES Appendix I, perburuan dan perdagangan kucing kepala datar pun illegal di Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Ingin tahu lebih lanjut? Inilah beberapa fakta menarik seputar Kucing Kepala Datar:

• Tidak dapat menarik kembali cakarnya. Meski terdengar tak biasa, fitur ini cukup umum pada spesies kucing yang berburu ikan di air
• Hidup di lahan basah dan hutan tropis dataran rendah, kerap mencari makan di kolam yang terbentur akibat banjir
• Terdapat 11 laporan RER yang menunjukkan bahwa spesies ini terlihat di dekat badan air
• Sesuai namanya, bentuk tengkoraknya tampak datar dengan telinga yang berjauhan dan lebih rendah dari puncak kepalanya
• Memiliki selaput pada jari-jarinya dengan telinga yang kecil dan bundar, cocok gaya hidup akuatik
• Mirip dengan perilaku rakun, kucing kepala datar akan ‘memandikan’ mangsanya di air sebelum memakannya

4. Macan dahan (Neofelis diardi)

Mirip dengan kucing kepala datar, macan dahan merupakan satwa asli Malaysia, Brunei dan Indonesia. Satwa ini dapat ditemukan di Sumatra, Sabah, Sarawak hingga Brunei Darussalam. Dengan hanya 4.000 ekor tersisa di dunia, IUCN mengkategorikan satwa ini ke dalam status Rentan (VU) dan membuat spesies ini dilindungi di tiga negara di mana ia ditemukan.

Macan dahan merupakan satu dari 73 spesies mamalia yang teridentifikasi di RER.

Inilah beberapa fakta menarik tentang Macan Dahan:

• Memiliki taring terbesar dibandingkan ukuran tengkorak kucing manapun
• Beberapa orang menyebutnya keturunan dari saber tooth yang terkenal
• Bulunya memiliki pola oval dengan motif yang terlihat seperti awan
• Tidak bisa mengaum atau mengeram
• Dapat menangkap mangsa yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dari dirinya
• Berburu di tanah namun dapat memiliki kemampuan memanjat yang cukup baik untuk menghindari bahaya

5. Kucing kuwuk (Prionailurus bengalensis)

Endemik di Asia Selatan, Tenggara, dan Timur, kucing mungil ini diklasifikasikan sebagai Risiko Rendah (LC) dalam Daftar Merah IUCN sejak 2002 karena persebaran populasinya yang cukup luas. Namun, sebenarnya keberadaan satwa ini cukup terancam karena hilangnya habitat dan perburuan di habitat aslinya.

Secara historis, kucing kuwuk Asia dianggap spesies yang sama dengan kucing macan Sunda. Sejak 2017, yang terakhir telah diakui sebagai spesies terpisah, dengan nama ilmiah Prionailurus javanensis.

Berikut beberapa fakta menarik tentang Kucing Kuwuk:

• Spesies arboreal dan pendaki yang lincah
• Menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon namun juga kerap bersembunyi semak berduri yang lebat di tanah
• Bisa berenang tapi akan sebisa mungkin menghindarinya
• Berbeda dengan kucing kecil pada umumnya, kucing kuwuk tidak “bermain” dengan makanannya
• Baik jantan maupun betina akan menandai daerah mereka dengan menyemprotkan urin, menjatuhkan kotoran di tempat terbuka, menggosok kepala dan menandai pohon.

RER telah bekerja sama dengan Fauna & Flora International (FFI) untuk memberikan saran tentang kebijakan dan praktik dalam penilaian keanekaragaman hayati, tantangan iklim, dan keterlibatan masyarakat. FFI mulai melakukan survei keanekaragaman hayati secara intensif pada tahun 2015. Sejak itu, tim RER terus memperluas data dengan berbagai instrumen pemantauan seperti camera trap dan transek.

RER mengungkapkan total baru 838 spesies tumbuhan dan hewan pada tahun 2021, meningkat 12 spesies dari tahun sebelumnya, sambil melanjutkan pemantauan satwa liar.

Artikel Lainnya

Kehidupan Capung yang Menakjubkan di RER Oktober 14, 2024 Dalam artikel ini, kita akan melihat capung lebih dekat dan mengungkap beberapa rahasianya. Baca untuk mengetahui lebih lanjut!

Ular Kobra vs Piton: Mana yang Lebih Berbahaya? Mei 20, 2024 Dari seluruh hewan yang ditemukan di Restorasi Ekosistem Riau (RER), hanya sedikit yang dapat menimbulkan ketakutan di hati masyarakat seperti ular. Dalam artikel ini, kita akan menyelidiki taksonomi, penampilan, dan…

Semua Hal yang Perlu Diketahui Tentang Hutan Hujan Tropis Januari 18, 2024 Hutan tropis adalah salah satu sumber daya alam paling berharga di planet kita. Mereka juga memainkan peran vital dalam mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Berikut semua hal yang perlu diketahui…

kembali ke Pusat Informasi