Oktober 31, 2023
Tahukah Anda bahwa hutan gambut yang sehat harus mengandung setidaknya sekitar 90 persen air? Hutan gambut adalah habitat yang sangat membutuhkan air, bergantung pada dinamika tinggi muka air untuk menciptakan gambut baru, menyimpan karbon, dan mendaur ulang nutrisi. Sejatinya, air adalah nadi kehidupan lahan gambut. Oleh karena itu, menjaga kelembapan hunian liar alami ini begitu penting untuk kelangsungan hidup berbagai makhluk hidup yang menjadikannya rumah.
Di masa lalu, ketika para pembalak liar menerobos area gambut, mereka membuat kanal-kanal untuk mengakses hutan dan mengangkut kayu keluar dari hutan. Selain dari kerusakan habitat yang disebabkan oleh kegiatan tersebut, muncul dampak tak terduga lainnya terhadap lingkungan: kanal-kanal tersebut menguras air dari tanah, membuat lahan gambut mengering dan sulit berfungsi sebagaimana mestinya.
Ketika lahan gambut mengering, area ini berisiko tinggi untuk terbakar. Mengeringnya lahan gambut juga dapat mengakibatkan pelepasan jumlah karbon yang sangat besar ke atmosfer. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, Restorasi Ekosistem Riau (RER) berusaha menghidrasi kembali hutan gambut dan mengembalikannya ke kondisi alami. Dengan menutup kanal drainase, kami memulihkan tinggi muka air dan membantu menghidrasi kembali lahan. Pendekatan ini terbukti efektif dalam mencegah kebakaran di hutan gambut.
Tetapi bagaimana cara kerjanya? Dalam artikel ini, kita akan mendalami pentingnya pencegahan kebakaran untuk hutan gambut, melihat lebih dekat operasi penutupan kanal di RER, dan menyelami berbagai manfaatnya bagi lingkungan.
Bahaya Musim Kering di Indonesia
Berada tepat di garis khatulistiwa dalam lingkup wilayah tropis planet kita, Indonesia hanya memiliki dua musim: kering, yang biasanya berlangsung dari April hingga Oktober; dan basah, berlangsung dari November hingga Maret.
Gambut kering meningkatkan oksidasi dan dekomposisi gambut, melepaskan karbon dioksida ke atmosfer.
Di musim hujan, air bisa menggenang beberapa sentimeter di atas permukaan tanah di rawa gambut. Selama musim kering, ketika beberapa tempat tidak tersentuh air hujan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, tinggi muka air bisa turun hingga sekitar 100 cm di bawah permukaan tanah. Bagi rawa dan hutan gambut, kekeringan membawa bahaya.
Di RER, beberapa tahun terakhir ini kondisi tanah sangat kering. Pada Februari 2021, Pulau Padang hanya mendapatkan 103,9 mm air hujan, sementara Semenanjung Kampar bahkan lebih kering pada bulan Juli, dengan hanya dengan 94,1 mm air hujan.
Selama periode kering ini, tinggi muka air bisa turun ke tingkat yang sangat rendah, membuat tanah menjadi kering seperti kayu bakar. Hal ini membuat pencegahan dan perlindungan kebakaran menjadi bagian penting dari restorasi ekosistem.
Bagaimana Penutupan Kanal Membantu Pencegahan Kebakaran
Kebanyakan kanal drainase yang ada di RER memiliki lebar sekitar 1-9 meter dan kedalaman antara 50-150 cm. Kanal-kanal ini menyedot air dari hutan, mengeringkan rawa dan berkontribusi pada penurunan tinggi muka air di dalam tanah gambut. Menutup kanal-kanal ini dengan bendungan akan membantu mengembalikan air yang memberi kehidupan ke tanah dan menjaga lahan aman dari api. Tentu saja, penutupan kanal menjadi salah satu tindakan pencegahan kebakaran paling efektif bagi rawa gambut.
Tetapi bagaimana sebenarnya proses penutupan kanal? Pertama, tim spesialis manajemen air RER dan ahli pencegahan kebakaran mengidentifikasi lokasi kanal, kemudian melakukan survei penyejajaran profil. Langkah ini membantu mengidentifikasi tempat yang sempurna untuk membangun bendungan.
Selanjutnya, kami menutup mulut kanal-kanal ini dengan kantong pasir, masing-masing beratnya sekitar 25-30 kg. Diperlukan sekitar 80-300 kantong untuk membangun satu bendungan, ditempatkan dalam formasi bertingkat sehingga struktur cukup kuat untuk menahan aliran air.
Setelah bendungan ditempatkan, air akan meluap ke lahan gambut, mencegah terjadinya pengeringan tanah, mencegah oksidasi, dan mengurangi penurunan tinggi muka air dalam tanah. Penutupan kanal memiliki dampak besar pada pencegahan kebakaran, terutama selama musim kering. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak dampak positif yang tercatat di RER.
Dampak Penutupan Kanal di RER
Sejak 2016, tim RER telah bekerja untuk menutup kanal drainase lama, menjaga lahan gambut tetap sehat dan lembap di Riau. Hal ini telah membantu meminimalkan risiko kebakaran; mencegah emisi berbahaya dengan menjaga karbon tetap terkandung di dalam tanah, sebagaimana seharusnya. Berkat upaya ini dan beberapa tindakan lainnya, tidak ada insiden kebakaran di dalam maupun di sekitar area RER di Semenanjung Kampar pada tahun 2021.
Dalam lima tahun terakhir, tim RER telah membangun 87 bendungan dan menutup sebanyak 31 kanal drainase, kembali menggenangi 12.644 hektar lahan gambut di Riau.
Pada tahun 2021, tim kami mengidentifikasi 39 sistem kanal, membentang lebih dari 202 km di area RER. Dua puluh lima di antaranya dapat ditemukan di Semenanjung Kampar, terbentang sepanjang 137 km dan berdampak pada lahan seluas 8.678 hektar, sementara 14 lainnya ditemukan di Pulau Padang, terbentang sepanjang 65 km dan berdampak pada 3.966 hektar lahan gambut.
Di tahun yang sama, RER membangun delapan bendungan untuk menutup empat sistem kanal dan membantu persediaan air bagi 9.359 hektar lahan gambut. Secara keseluruhan, selama lima tahun terakhir, kami telah berhasil membangun 87 bendungan dan menutup 31 sistem kanal yang terbentang sepanjang 176,5 km dan menyediakan air bagi lahan seluas 12.644 hektar di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang.
Restorasi, pencegahan kebakaran hutan dan keamanan: Memandang masa depan
Tujuan RER dalam 10 tahun pertama adalah untuk membangun bendungan di semua kanal drainase guna menghentikan aliran air dan meningkatkan tinggi muka air tanah pada interval ketinggian 40 cm. Karena kanal mengalir “menurun”, perlu dibangun beberapa bendungan di sepanjang kanal untuk mencapai gradien elevasi 40 cm, sehingga sistem penutupan kanal menyerupai sistem terasering sawah di Bali.
Sampai sekarang, kami telah mencapai 74 persen dari target keseluruhan untuk wilayah ini. Kami juga berencana untuk membiarkan dua kanal kontrol terbuka, sehingga kami dapat meneliti efek dari penutupan kanal terhadap muka air tanah dan menilai kondisi keseluruhan lanskap. Proyek penelitian ini ditargetkan selesai pada tahun 2025.
Dengan mengembalikan air yang memberi kehidupan ke tanah, RER membantu mengembalikan lahan gambut ke kondisi alaminya, sekaligus secara signifikan mengurangi risiko kebakaran hutan di area sekitar. Selain manfaat ini, penutupan kanal juga bersifat simbolis; dengan membongkar sisa-sisa era perusakan hutan di masa lalu, kami menunjukkan niat kami dan, secara harfiah, membentuk masa depan lanskap di Riau yang jauh lebih baik.