Maret 07, 2022
Semua spesies di bumi sangatlah penting, namun ada beberapa spesies yang keberadaannya sangat berdampak bagi spesies-spesies lainnya. Kita menyebutnya dengan istilah spesies kunci, dan peran mereka begitu penting bagi kelangsungan ekosistem yang mereka tinggali.
Tahun ini, kita merayakan Hari Hidupan Liar Sedunia pada tanggal 3 Maret yang bertemakan “Memulihkan spesies kunci bagi restorasi ekosistem”, jadi mari kita kenali lebih jauh spesies kunci yang hidup di Restorasi Ekosistem Riau, di Semenanjung Kampar, Indonesia.
Apa itu spesies kunci?
Sebenarnya belum ada ketentuan formal terkait spesies kunci dan masih ada perdebatan di antara para ilmuwan perihal satwa, tumbuhan atau bahkan organisme mana yang seharusnya disebut spesies kunci. Namun, penggunaan istilah ini adalah salah satu jalan untuk membantu kita memahami bahwa beberapa spesies di ekosistem tertentu sangatlah penting bagi kelangsungan spesies lainnya di ekosistem yang sama.
Spesies kunci sangatlah penting bagi kesehatan suatu ekosistem, dan tanpa keberadaan mereka bisa saja ekosistem tersebut hancur. Konsep ini dikemukakan pertama kali pada 1966 oleh seorang ekologis dari Amerika Serikat, Robert T. Paine, yang pertama menggunakan istilah tersebut untuk menjelaskan hubungan antara predator dan mangsanya.
Menurut National Geographic, terdapat tiga jenis spesies kunci: predator, pembangun ekosistem dan mutualis.
Predator
Jenis spesies kunci pertama ini mungkin adalah yang paling familiar bagi kita. Peran predator sangat vital bagi stabilitas suatu ekosistem karena mereka membantu mengontrol populasi spesies mangsanya, yang akan mempengaruhi keseluruhan jaringan makanan.
Di RER, predator paling terkemuka adalah Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Namun, spesies ini mengalami ancaman kepunahan. International Union for Conservation of Nature (IUCN) melabeli spesies ini dengan status Terancam Kritis karena jumlahnya yang terus berkurang di alam liar.
Predator lain yang menguasai langit RER adalah Elang Ular Bido (Spilornis cheela) Spesies ini adalah salah satu dari 24 burung pemangsa yang ditemukan di sekitar Semenanjung Kampar, rumah bagi wilayah konservasi kami. Meski Elang Ular Bido memiliki status konservasi Risiko Rendah dalam Daftar Merah IUCN, spesies ini dilindungi oleh hukum di Indonesia.
Kedua spesies ini hanyalah sebagian kecil dari banyaknya predator lain yang keberadaannya sangatlah penting bagi fungsi ekosistem jangka panjang di RER. Tanpa keberadaan mereka, populasi spesies mangsa di RER akan terlalu banyak, mengakibatkan pengurangan drastic jumlah pohon dan tanaman.
Pembangun ekosistem
Jenis spesies kunci selanjutnya adalah organisme-organisme yang menciptakan, menghancurkan, mengubah atau membentuk kembali sebuah habitat. Di RER, spesies yang termasuk dalam jenis ini adalah burung pelatuk dan Rangkong papan (Buceros bicornis).
Di RER, terdapat 12 spesies burung pelatuk, termasuk di antaranya adalah Caladi tikotok (Hemicircus concretus), Pelatuk raffles (Dinopium rafflesi), dan Pelatuk ayam (Dryocopus javensis).
Tentu saja banyak dari kita yang mengenal burung pelatuk dari kebiasaan mereka mematuk atau mengetuk-ngetuk pohon dengan paruhnya. Burung pelatuk akan melakukan gerakan mematuk-matuk untuk mendapatkan makanan, menetapkan wilayah, menarik perhatian lawan jenis, dan berkomunikasi secara umum.
Dengan terus mencari makan di pohon, burung pelatuk membantu pohon tetap sehat dan terjaga dari serangan serangga seperti kumbang bubuk kayu. Burung pelatuk juga kerap bersarang di lubang pada pohon, baik di batang maupun dahan pohon. Ketika sarang ini ditinggalkan dan tak terpakai lagi, maka akan digunakan oleh spesies lain sebagai rumah atau sarang baru.
Pembangun ekosistem lainnya adalah Rangkong papan yang terkenal karena paruh besarnya yang berwarna kuning cerah. Seperti burung pelatuk, burung ini akan mencari makan di antara dahan-dahan pohon, berpindah tempat dengan melompat, mencari serangga, sarang burung dan kadal dengan merobek kulit kayu.
Mereka juga termasuk spesies yang memiliki jaringan pergerakan, artinya mereka dapat terbang di langit hutan yang sehat, berpindah dari satu hutan ke hutan lainnya untuk menyebarkan bibit antara hutan yang saling terpisah. Begitu pula di hutan RER yang sehat, Rangkong papan akan membantu menyebarkan bibit guna membantu tempat-tempat lainnya melakukan regenerasi.
Mutualis
Jenis spesies kunci yang terakhir adalah mutualis, yang mengacu pada dua spesies atau lebih yang saling bekerja sama untuk membawa manfaat bagi diri mereka dan spesies lainnya.
Lebah adalah contoh terbaik bagi jenis ini. Mereka meningkatkan pertumbuhan tumbuhan dan memaksimalkan potensi tumbuhan untuk melakukan fertilisasi dan juga mendapatkan sumber makanan utama berupa nektar dan serbuk sari.
Di RER, kami memahami pentingnya lebah dan jenis serangga lainnya sebagai komponen utama di suatu ekosistem. Oleh karena itu, untuk mampu mengidentifikasi serangga dengan baik dan benar di area konsesi kami, RER mengadakan pelatihan identifikasi serangga bagi tim lapangan tahun lalu, berkolaborasi pula dengan Fakultas Biologi di Universitas Riau.
Pada hari Alam Liar Sedunia ini, mari bersama mulai menyadari peran penting spesies kunci bagi ekosistem dan bagi hidup kita, sehingga kita dapat melakukan yang terbaik untuk mencegah kepunahan mereka. Di RER, kami percaya bahwa mengidentifikasi dan melindungi spesies kunci akan membantu melestarikan populasi spesies-spesies lainnya, dan menjaga masa depan kita.