Januari 08, 2018
Upaya Restorasi Ekosistem Riau (RER) untuk memulihkan Semenanjung Kampar tidak hanya melalui restorasi hutan, namun juga mencakup pengembangan masyarakat setempat.
Ada sekitar 17.000 orang yang tinggal di area di sekeliling kawasan RER, dan banyak di antara mereka menggantungkan hidupnya pada kawasan ini. Meningkatkan kapasitas masyarakat setempat agar dapat hidup dengan cara-cara yang memperhatikan aspek keberlanjutan dengan tetap membantu perekonomian mereka merupakan hal yang penting agar upaya restorasi dapat berhasil dalam jangka panjang.
RER bermitra dengan Bidara dalam memberikan edukasi tentang praktik bertani yang baik di lahan gambut, termasuk pentingnya untuk tidak menggunakan api dalam membersihkan lahan.
Petugas Pemberdayaan Masyarakat Bidara, Syahroji H, mengatakan bahwa mereka memberikan asistensi pertanian ini di Dusun Sangar, Pulau Muda di Meranti melalui Kelompok Tani Maju Bersama.
Masyarakat setempat terbiasa membersihkan lahan dengan cara membakar. Menurut mereka, cara ini tidak hanya lebih mudah dan lebih murah, namun juga membuat tanah menjadi lebih subur. Cara tradisional ini bisa membahayakan masyarakat, karena api bisa menjadi sulit dikendalikan – khususnya bila terjadi kebakaran di lahan gambut.
Zamri, anggota Maju Bersama, mengakui bahwa dulu ia biasa membersihkan lahan dengan cara membakar.
“Sekarang, dengan cara yang benar untuk membersihkan lahan dan menanam cabai bisa mendatangkan lebih banyak keuntungan bagi saya,” ungkapnya.
Awalnya, RER membantu Zamri membersihkan lahan seluas 1,5 hektar untuk menanam cabai. Penggunaan traktor (yang diberikan oleh sebagai bantuan dari RER) memudahkan petani membersihkan lahan tanpa membakar.
Awalnya Zamri berhasil memanen 2,5 ton cabai, dan panen kedua mencapai 5,5 ton. Ia berhasil menjual semua hasil panennya ke pengepul di kota dan kini ia mempekerjakan empat petani lainnya untuk membantu mengolah lahan.
Selain cabai, Maju Bersama juga menanam jahe merah dan sayur-mayur untuk konsumsi mereka sehari-hari.
“Lokasi ini cukup terpencil, maka orang harus memanfaatkan lahannya untuk menanam tanaman pangan untuk mereka sendiri,” ujar Syahroji.
Selain menanam tanaman pangan, masyarakat setempat juga mendapat pelatihan ternak kambing agar mereka bisa memperoleh pendapatan alternatif. Para peternak kambing juga diajari cara memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk organik yang bisa mereka pakai sendiri atau untuk dijual.
Heri, 27 tahun, mulai mengembangbiakkan ternaknya setelah menerima empat ekor kambing dari RER.
“Awalnya saya tidak tahu cara membiakkan ternak saya. Kambing saya beranak, tapi anaknya lantas mati. Setelah itu, tim dari RER mendatangkan dokter hewan untuk memberi pelatihan.
“Sekarang saya punya sembilan ekor kambing,” ujarnya.
RER juga memberikan asistensi lebih lanjut, termasuk melakukan pemeriksaan ternak milik warga secara berkala.
Dengan bantuan RER dan Bidara, warga Dusun Sangar mampu meningkatkan taraf hidup mereka dengan pendapatan yang lebih terjaga, dan mendukung kebijakan untuk tidak melakukan pembakaran.