November 10, 2021
Serangga adalah hewan paling umum di planet kita yang dapat ditemukan di hampir setiap habitat karena kemampuan beradaptasinya yang luar biasa. Terdapat lebih dari 1,5 juta spesies serangga yang telah teridentifikasi dan diberi nama, jumlah ini mencapai tiga kali lipat jumlah gabungan semua spesies hewan lainnya. Namun, banyak peneliti percaya bahwa jumlah ini hanya sebagian kecil dari seluruh serangga yang ada.
Serangga juga merupakan komponen penting di banyak ekosistem, di mana mereka berperan sebagai penyerbuk alami bagi bunga dan berbagai tanaman, sumber makanan, dan kontrol biologis alami.
Oleh karena itu, identifikasi serangga sangatlah penting dalam penelitian entomologi dan pengendalian hama. Di Restorasi Ekosistem Riau (RER), serangga adalah bagian penting dari upaya restorasi kami. Untuk dapat mengidentifikasi spesies serangga dengan tepat di area konsesi kami, RER mengadakan pelatihan identifikasi serangga untuk tim lapangannya dari tanggal 8 hingga 12 September 2021, diadakan melalui kerja sama dengan Departemen Biologi Universitas Riau.
Pelatihan identifikasi serangga
Serangga adalah indikator yang bagus dalam mengukur kesehatan dan integritas ekosistem secara keseluruhan. Survei pertama terkait serangga yang dilakukan oleh RER adalah survei terhadap capung dan anggota spesies Odonata pada tahun 2020. Keberhasilan survei ini kemudian mendorong kami untuk melakukan lebih banyak lagi survei terkait serangga, namun pertama-tama kami perlu meningkatkan kapasitas tim kami.
RER mengundang dua entomolog dari Universitas Riau, Ahmad Muhammad M.Si dan Desita Salbiah, M.Si untuk memberikan pelatihan kepada 25 staf RER tentang keanekaragaman dan daur hidup serangga, perannya dalam ekosistem, hubungan manusia-serangga, dan identifikasi serangga.
Dalam pelatihan tersebut, staf RER berlatih mengumpulkan serangga di daerah sekitar pada waktu yang berbeda, siang dan malam. Setelah mereka mengumpulkan serangga, tim RER dilatih tentang cara mengambil sampel dan mengawetkannya sesuai langkah-langkah berikut:
a. Menangkap serangga, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap serangga (light trap atau sweep net);
b. Masukkan serangga ke dalam respirator;
c. Untuk serangga besar, kita perlu menyuntikkan alkohol ke dalam thoraxnya untuk mengawetkannya;
d. Letakkan serangga yang sudah mati di atas styrofoam yang telah disiapkan, bentuk spesimen menggunakan jarum serangga;
e. Untuk serangga besar dengan sayap, sayap harus direntangkan;
f. Labeli setiap serangga dengan tanggal, lokasi, dan nama ilmiahnya; dan akhirnya
g. Keringkan spesimen di bawah sinar matahari.
Terdapat 27 spesies serangga yang dikumpulkan selama pelatihan, sebagian besar berasal dari ordo Hymenoptera. Informasi rinci tentang spesies yang diidentifikasi selama pelatihan akan tersedia di Laporan Kemajuan RER 2021 mendatang.
Setelah pelatihan selesai, tim lapangan RER akan melakukan pengambilan sampel rutin di lokasi restorasi untuk memahami kemajuan dari pengamatan kami, sekaligus menilai apakah diperlukan tindakan pencegahan bagi serangga yang berpotensi menjadi hama.
Serangga terkadang disalahpahami. Mereka dijauhi dan ditakuti di beberapa masyarakat, tetapi dihormati oleh para ahli ekologi. Memang benar bahwa beberapa serangga bersaing dengan manusia untuk mendapatkan makanan, terutama di daerah pertanian, dan beberapa menjadi sumber penyakit bagi manusia. Namun, kita harus mengingat peran serangga dalam ekosistem yang mereka huni. Pemahaman yang lebih dalam tentang kelompok ini sangat penting untuk upaya perlindungan dan mendukung ekosistem agar mampu tetap berfungsi dengan baik.