Juni 11, 2018
Mari kita berkenalan dengan Sempidan Merah (Lophura erythrophthalma). Unggas ini merupakan bagian dari famili ayam pegar (pheasant), yang masuk dalam famili Phasianidae.
Ada dua subspesies unggas Sempidan Merah yang sejauh ini berhasil dikenali – Lophura erythrophthalma erythrophthalma, yang merupakan satwa asli Sumatra di Indonesia dan Malaysia, serta Lophura erythrophthalma pyronata yang dapat dijumpai di Borneo/Kalimantan.
Sempidan Merah memiliki rupa fisik yang khas, yaitu dengan kulit wajah berwarna merah cerah yang berperan penting dalam proses kawin. Paruh sempidan jantan berwarna agak kehijauan, sedangkan yang betina berwarna hitam.
Warna jantan dan betina umumnya kehitaman, dengan bulu bagian ekor berbentuk seperti kipas. Cara termudah membedakan jenis kelamin ungags ini pada burung dewasa ialah dengan melihat bagian bulu bagian ekornya, yaitu burung betina dengan bulu ekor berwarna hitam sedangkan burung jantan dengan bulu ekor berwarna coklat kayu manis dan bagian bokongnya berwarna coklat gelap.
Sempidan Merah jantan berukuran 47 s.d. 51 cm, sedangkan betinanya lebih kecil, 42 s.d. 44 cm.
Sempidan Merah mengeluarkan suara yang unik – suara rendah ‘kluk-kluk’ saat tengah mencari makan, dan suara ‘kaks’ yang nyaring saat tersentak.
Musim kawin spesies ini ialah pada bulan April hingga Juni, dengan masa kehamilan selama 24 hari.
Unggas ini menghuni dataran rendah di hutan tropis atau subtropis yang lembap dan hijau sepanjang tahun. Sempidan Merah mencari makan sepanjang hari dengan mengorek serasah dedaunan yang jatuh dan memakan satwa-satwa kecil, termasuk rayap, caplak, dan larva serangga. Unggas ini juga memakan tanaman sayur serta buah-buahan yang jatuh dari pohon.
Sempidan Merah oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature) digolongkan sebagai satwa dengan status konservasi Rentan (VU). Spesies yang menyandang status VU adalah spesies yang sangat berisiko tinggi mengalami kepunahan, dengan jumlah populasi saat ini kurang dari 1.000 ekor.
Hal ini terutama diakibatkan oleh habitat yang hilang dengan cepat – Sumatra kehilangan hampir 30 persen hutan dari tahun 1985 hingga 1997 karena penebangan komersial, pembalakan liar, dan alih fungsi lahan. Ancaman tambahan yang dihadapi spesies ini juga perburuan untuk konsumsi.
Tim Restorasi Ekosistem Riau (RER) mencatat bahwa Sempidan Merah merupakan spesies yang umum dijumpai di Semenanjung Kampar, yang artinya spesies ini lazim terlihat atau terdengar di area tersebut.
Tim RER juga mencatat bahwa spesies ini merupakan spesies penetap yang artinya bahwa spesies ini ada di kawasan ini sepanjang tahun. Tim RER telah mengamati paling tidak tiga burung sempidan merah di kawasan RER pada bulan Mei 2017.
Sempidan Merah merupakan salah satu dari 299 spesies burung yang masuk dalam daftar burung yang diterbitkan tahun lalu oleh RER.
Lihat versi lengkap teranotasi daftar spesies burung di RER disini.
Meet the Malay Crestless Fireback, a shy bird that holds a #Vulnerable status since their population is decreasing due to habitat loss. Have you seen one before? #ExploreRER https://t.co/prHmCFSLpz pic.twitter.com/UX6IQEEUyV
— RER (@RER_official) June 13, 2018