April 05, 2019
Mari kita berkenalan dengan Burung Punai Gading (Treron vernas). Burung aneka warna ini juga sering disebut sebagai merpati pelangi, bahkan ada yang menyebutnya mirip karakter Pokémon atau Neopet. Padahal burung ini sebenarnya merupakan spesies yang umum dijumpai di Asia Tenggara.
Selain di Indonesia, burung ini juga merupakan satwa asli di daerah selatan Myanmar, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia, dan Singapura.
Khususnya di Singapura, Punai Gading dianggap merupakan spesies merpati hijau yang paling umum dijumpai.
Punai Gading merupakan salah satu dari 304 spesies burung yang telah teridentifikasi di kawasan Restorasi Ekosistem Riau (RER) dimana satwa ini merupakan spesies burung penetap.
Burung ini dianggap burung berukuran sedang, dengan panjang 25 s.d. 30 cm dan bobot sekitar 100 s.d. 160 gram.
Punai Gading memiliki kepala berwarna abu-abu, leher berwarna merah muda, dada berwarna oranye, punggung berwarna hijau zaitun, sayap berwarna hijau, perut berwarna kekuningan, dan kaki berwarna merah muda atau kemerahan. Burung ini memiliki paruh berwarna putih, biru pucat, atau abu-abu, serta ekor berwarna abu-abu dengan ujung berwarna hitam.
Punai Gading tinggal di hutan dan daerah bakau di pesisir, namun burung ini juga bisa dijumpai di lingkungan tempat manusia, termasuk ladang/pekarangan, perkebunan, dan lahan pertanian. Spesies ini adalah satwa arboreal (tinggal di pohon), yang jarang turun ke tanah kecuali untuk minum
Spesies ini juga berperan penting dalam menyebarkan biji buah, dengan lambung ototnya yang kuat – yang mengandung kerisik – untuk menggiling dan mencerna biji yang ada di dalam buah. Anehnya, ternyata tidak semua Punai Gading memiliki kerisik.
Burung ini termasuk spesies sosial, yang biasanya akan makan dan bersarang secara berkelompok. Sarang burung ini biasanya terbuat dari ranting-ranting kering yang tersusun tidak kokoh, dan burung jantan dan betina berbagi tugas mengerami telur selama 17 hari.
Anak burung ini berwarna bulu coklat, dan biasanya meninggalkan sarang mereka 10 hari setelah menetas. Akan tetapi mereka akan tetap berada di area sekitar sarang selama beberapa hari dan induk burung tetap memberi mereka makan.
Meski Punai Gading saat ini tidak menghadapi ancaman kepunahan, tim RER mencatat bahwa spesies ini diburu dan diperangkap untuk dimakan.
Punai gading merupakan salah satu dari 299 spesies burung yang termasuk dalam daftar burung yang diterbitkan RER di tahun 2017.