April 28, 2021
Mari berkenalan dengan Kura-kura Matahari!
Memiliki nama latin Heosemys spinosa, Kura-kura Matahari merupakan salah satu dari 101 spesies reptil dan amfibi yang terdeteksi hidup di dalam kawasan Restorasi Ekosistem Riau.
Spesies kura-kura ini dikenal juga dengan nama Spiny Turtle karena bentuk karapas atau tempurungnya yang khas.
Kura-kura Matahari atau Kura-kura Duri adalah spesies endemik Indonesia yang banyak terdapat di beberapa wilayah di Sumatra dan Kalimantan, serta di beberapa bagian Asia Tenggara lainnya seperti Myanmar, Thailand bagian Selatan, Semenanjung Malaya serta beberapa pulau kecil di sekitarnya.
Habitat dan Karakteristik Kura-kura Matahari
Sebagai kura-kura air tawar, Kura-kura Matahari gemar berada di sungai-sungai dangkal.
Meski demikian, sebagai satwa semi-akuatik, spesies ini juga sering naik ke daratan, khususnya lantai hutan yang lembab dankadang juga bersembunyi di antara tumpukan daun, rerumputan atau semak-semak.
Di hutan mineral Sumatra, Kura-kura Matahari juga kerap ditemukan berada di dalam cekungan tanah bekas pijakan kaki gajah.
Kura-kura Matahari memiliki ukuran tubuh yang tidak terlalu besar. Karapas kura-kura dewasa dapat berukuran sekitar 21 cm hingga 24 cm dengan bobot tubuh sekitar 1.5 hingga 2 kg.
Karapas kura-kura dewasa berwarna cokelat dengan garis pucat pada bagian tengahnya. Kepalanya didominasi warna cokelat kehitaman dan terdapat garis berwarna merah yang tampak samar di tepi kepalanya.
Tungkainya bersisik tebal berwarna kemerahan. Kura-kura Matahari juga memiliki keping tepi karapas (keping marginal) yang meruncing atau bergerigi seperti duri. Duri-duri ini akan semakin menghilang seiring Kura-kura Matahari tumbuh dewasa.
Duri-duri ini juga berfungsi sebagai pelindung dari serangan predator.
Karakteristik lain dari Spiny Turtle adalah adanya keel (lunas) yang cukup tajam di tengah karapas atau bagian keping vertebral, lunas ini juga terkadang tumbuh di antara keping vertebral dan keping marginal.
Perilaku dan Pola Kembang Biak
Kura-kura Matahari merupakan spesies herbivora. Ia banyak memakan buah-buahan yang jatuh dari pepohonan serta berbagai jenis vegetasi hutan lainnya.
Makanan utamanya adalah buah ara. Meskipun begitu, terkadang ia memakan beberapa jenis invertebrata.
Pola kawin Kura-kura Matahari diketahui dapat distimulasi oleh hujan . Di penangkaran, menyemprot kura-kura jantan dengan air membuat mereka mulai mengejar kura-kura betina untuk kawin.
Kura-kura Matahari betina dapat berkembang biak sampai tiga kali dalam setahun, menghasilkan dua atau tiga butir telur dalam sekali berbiak.
Di penangkaran, kura-kura betina biasanya bertelur pada malam hari atau sebelum fajar.
Selain memiliki karapas yang lebih berduri, Kura-kura Matahari yang masih muda juga memiliki karapas yang cenderung lebih datar.
Ketika merasa terancam, Kura-kura Duri akan mengeluarkan kotorannya (defekasi) sebagai bentuk pertahanan diri.
Status Konservasi
Sayangnya, duri-duri Heosemys spinosa tak mampu melindunginya dari ancaman yang kerap dibawa oleh manusia.
Daftar merah IUCN (International Union for Conservation for Nature) memasukkan Kura-kura Matahari sebagai satwa dengan status konservasi Terancam (Endangered/EN).
Satwa langka ini dilaporkan mengalami penurunan populasi hingga 50% yang diakibatkan oleh perburuan dan perdagangan liar.
Bentuknya yang unik membuat banyak orang tertarik untuk memelihara Kura-kura Matahari, namun tindakan tersebut tidaklah bijak mengingat pentingnya menjaga kelestarian kura-kura di habitat alami mereka demi kelangsungan keanekaragaman hayati.