Juni 12, 2019
Mari kita berkenalan dengan Beruk (Macaca nemestrina), monyet dengan ekor menyerupai ekor babi. Satwa mamalia ini, bagian dari ordo primata, merupakan satwa asli Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Beruk merupakan satu dari 71 spesies mamalia yang telah teridentifikasi di kawasan Restorasi Ekosistem Riau (RER) di Semenanjung Kampar.
Beruk oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature) digolongkan sebagai satwa dengan status konservasi Rentan (VU) . Satwa ini merupakan salah satu dari 12 satwa mamalia berstatus Rentan yang telah diidentifikasi di RER.
Beruk dalam bahasa Inggris disebut pig-tailed macaque, atau kera ekor babi, karena ekornya yang mencuat dengan bentuk dan ukuran seperti ekor babi. Ekor ini nyaris tidak ditumbuhi bulu.
Monyet ini umumnya berwarna coklat dengan punggung berwarna lebih gelap dan bagian bawah tubuhnya berwarna lebih terang. Bobot tubuhnya antara 5 dan 15 kilogram.
Beruk kebanyakan dijumpai di hutan hujan, namun juga dapat ditemukan di ladang dan perkebunan. Satwa ini amat lihai memanjat dan bisa naik ke atas pohon dengan sangat cepat untuk menghindari pemangsa. Di malam hari satwa ini tidur di pohon.
Tidak seperti satwa primata umumnya, beruk menyukai air. Satwa ini juga dianggap spesies yang amat cerdas dan nakal, namun sekaligus monyet yang bisa dengan tenangnya mengarungi hutan tanpa gaduh.
Satwa ini merupakan omnivora, terutama memakan buah, biji-bijian, jamur, dan satwa invertebrata.
Beruk hidup dalam kelompok besar, yang kemudian akan berpencar dalam kelompok kecil di siang hari untuk mencari makan. Salah satu cara khas satwa ini berkomunikasi dengan sesamanya ialah dengan mengeronyotkan bibirnya.
Tatanan sosial penting bagi spesies ini, dan hierarki di kalangan jantan ditentukan berdasarkan kekuatan, sedangkan di kalangan betina berdasarkan hereditas/keturunan.
Sebagai contoh, anak betina dari induk beruk betina yang dominan akan menempati posisi di atas betina lain dalam kelompoknya. Betina yang dominan menjadi pemimpin kelompok, sedangkan yang jantan cenderung akan menjadi pembela kelompok dan mengelola konflik dalam kelompok.
Beruk jantan dewasa umumnya dominan terhadap beruk betina dewasa, namun kelompok betina mampu menyerang jantan dewasa. Terkadang beruk betina bersama betina lainnya akan menyerang beruk jantan yang statusnya lebih rendah, karena betina-betina ini memandang si jantan sebagai pesaing dalam urusan makanan, dan bukan sebagai calon pasangan kawin.
Beruk mencapai kematangan seksual di usia sekitar tiga hingga lima tahun. Mereka cenderung berkembang biak sepanjang tahun, dan lamanya kehamilan selama enam bulan. Beruk betina melahirkan seekor anak tiap dua tahun.
Hanya ada sekitar 900.000 beruk di alam liar. Alasan utama rendahnya angka ini ialah hilangnya habitat karena deforestasi hutan.
Manusia juga menjadi predator bagi spesies ini, karena beruk diburu untuk diambil dagingnya atau ditangkap dan diperdagangkan sebagai satwa eksotis.