Mei 12, 2023
Hari Kesehatan Tumbuhan Sedunia diperingati setiap tanggal 12 Mei, sebuah momen yang mengingatkan kita untuk mengakui secara global pentingnya kesehatan tumbuhan bagi ekosistem dan kesejahteraan manusia di seluruh dunia. Tumbuhan memberi kita udara yang kita hirup, makanan yang kita konsumsi, dan obat-obatan yang kita andalkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk melindungi keragaman kehidupan tumbuhan dan berbagai habitat yang menopangnya.
Dalam artikel ini, kita akan fokus pada flora proyek Restorasi Ekosistem Riau (RER) di Sumatra, Indonesia, yang menyediakan tempat perlindungan bagi lebih dari 197 spesies tumbuhan, beberapa di antaranya terancam punah. RER adalah inisiatif konservasi berskala besar yang didirikan pada tahun 2009 untuk memulihkan lahan gambut dan hutan di Sumatra, dengan fokus pada melestarikan keanekaragaman hayati dan mengurangi emisi karbon. Mari kita lihat lebih dekat beberapa tumbuhan telah hidup dan berkembang di RER.
Kayu Batu – Ctenolophon parvifolius (Rentan, VU)
Kayu Batu adalah spesies pohon yang bisa tumbuh hingga 50 meter. Pohon ini menghasilkan kayu kokoh yang sering digunakan dalam bingkai rumah dan konstruksi.
Namun, pemanfaatan yang berlebihan telah menyebabkan penurunan populasi, dan populasi liar juga terancam oleh deforestasi. Kayu Batu kadang-kadang dapat ditemukan di hutan sekunder, tetapi tumbuh dengan lebih baik di hutan yang tidak terganggu seperti yang dijaga oleh RER. Tumbuhan ini disebut Kayu Batu karena, tidak seperti kebanyakan kayu, kayunya ini akan tenggelam dalam air.
Resak Paya – Vatica teysmanniana (Kritis Terancam, CR)
Resak Paya adalah spesies pohon endemik Sumatra dan Bangka yang tumbuh di rawa gambut rendah. Resak Paya dapat hidup selama 100 tahun namun populasinya semakin terancam oleh penebangan liar. Menurut IUCN, “perlindungan habitat in situ harus diperluas” untuk Resak Paya.
Inilah yang sedang terjadi di RER, di mana kami bekerja keras untuk melestarikan populasi liar dan memperluas habitat alaminya melalui pembibitan kami. Di Indonesia, Resak Paya diklasifikasikan sebagai ‘pohon warisan,’ yang secara definitif merupakan “pohon besar yang tumbuh secara alami, memiliki nilai luar biasa, dan tidak dapat digantikan karena usia atau sejarahnya.”
Kantong Semar Raflesiana – Nephentes rafflesiana (Least Concern, LC)
Dikenal sebagai kantong semar Raffles, Nephentes rafflesiana adalah spesies kantong pemangsa yang paling langka dari tiga spesies kantong yang ditemukan di RER. Kantong semar ini memakan serangga dan invertebrata kecil dan terdapat di area dengan kelembapan tinggi, seperti hutan gambut yang sehat.
Tumbuhan ini merangsang serangga untuk mendekat dengan nektar manis yang disekresikan oleh celah licin di sepanjang bibir mulut kantong. Ketika mangsanya tergelincir ke dalamnya, mereka mendarat di kolam enzim dan secara perlahan dimakan hidup-hidup oleh tumbuhan ini. Beberapa kantong pemangsa ini tumbuh begitu besar sehingga bahkan dapat melahap vertebrata kecil, seperti tikus dan kadal.
Anggrek Rawa – Papilionanthe hookeriana (Not Evaluated, NE)
Dikenal juga sebagai ‘anggrek gambut’, spesies ini lebih suka tanah gambut yang dalam dan terendam secara teratur dalam banjir air tawar dan ditemukan di badan air besar seperti danau dan sungai. Nama ilmiah dari spesies ini, Papilionanthe hookeriana, berarti ‘bunga kupu-kupu,’ yang disematkan karena keindahannya yang menakjubkan.
Menariknya, Papilionanthe hookeriana juga merupakan salah satu spesies induk dari anggrek hibrida ‘Vanda Miss Joaquim,’ yang merupakan bunga nasional Singapura. Hal ini menggambarkan pentingnya melestarikan keanekaragaman tumbuhan karena memungkinkan spesies tumbuhan baru untuk diciptakan, memberikan sumber daya yang berharga untuk perkembangan ekonomi dan budaya.
Asam Paya – Eleiodoxa conferta (Not Evaluated, NE)
Satu lagi spesies tanaman yang ditemukan di RER adalah Asam Paya, atau Eleiodoxa conferta. Buah ini tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Filipina dan lebih banyak tumbuh di tanah berunsur rendah yang ditemukan di hutan gambut. Buah ini tidak hanya kaya serat, kalium, vitamin C, dan antioksidan, tetapi juga digunakan dalam berbagai resep makanan tradisional di Sumatra dan Malaysia.
Asam Paya juga digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati berbagai keluhan kesehatan. Bagi para jagawana yang berpatroli di hutan RER, buah Asam Paya kerap menjadi camilan yang menyenangkan selama ekspedisi dan patroli. Buah ini tidak hanya menjadi sumber makanan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya keanekaragaman hayati tanaman yang ada di alam Indonesia.
Pada Hari Kesehatan Tumbuhan Sedunia ini, mari kita hargai nilai keanekaragaman tanaman dan peran kritisnya dalam menopang kehidupan di Bumi. Kita juga perlu mengingat pentingnya upaya konservasi, seperti di RER, dalam menjaga kehidupan tanaman yang berharga bagi generasi mendatang.