April 29, 2022

Komodo vs Biawak: Tahu Bedanya?

Bisa dikatakan, Komodo dan biawak adalah dua jenis reptil yang cukup terkenal. Bagaimana tidak, Komodo telah banyak menarik perhatian masyarakat dunia sebagai reptil terbesar dengan gigitan beracun, sementara itu biawak merupakan jenis reptile besar paling umum yang bahkan kerap muncul di wilayah permukiman.

Namun, meski pernah melihat gambar-gambar Komodo dan biawak di internet, apakah kita dapat membedakan keduanya ketika tidak sengaja berpapasan dengan salah satunya?

Berasal dari famili yang sama
Tahukah Anda bahwa Komodo sebenarnya adalah biawak? Komodo merupakan salah satu spesies biawak terbesar. Seekor Komodo jantan dewasa dapat memiliki berat antara 70 hingga 90 kg dengan panjang 2,59 meter.

Komodo merupakan salah satu spesies biawak terbesar

Sedangkan, rata-rata berat Komodo betina adalah sekitar 69 hingga 73 kg dan berukuran 2,29 meter. Sementara itu, ukuran biawak sangat bervariasi sesuai dengan jenis, tetapi rata-rata biawak dewasa dapat tumbuh hingga panjang 1 hingga 3 meter.

Mengingat ukurannya yang besar, Komodo juga memiliki penampilan yang lebih menyeramkan daripada kebanyakan biawak. Leher dan ekor Komodo lebih kuat dan tebal, sementara rata-rata spesies biawak memiliki ukuran ekor dan leher yang lebih kecil dari Komodo.

Komodo memiliki habitat eksklusif
Komodo hidup secara eksklusif di Indonesia, tepatnya di Pulau Komodo dan empat pulau kecil di sekitarnya: Rinca, Flores, Gili Dasami, dan Gili Montana. Beda halnya dengan biawak yang keberadaannya tersebar di Asia, Afrika, dan Australia.

Di pulau-pulau tersebut, di mana Komodo menjadi daya tarik wisata di Indonesia, spesies reptil terbesar ini mendominasi ekosistemnya. Mereka memangsa apa saja, mulai dari invertebrata hingga mamalia.

Komodo berburu dengan mengandalkan kemampuan berkamuflase yang baik sekaligus kesabaran untuk menunggu mangsa yang sedang lengah. Ketika mangsanya lewat, Komodo akan menyergap dengan tiba-tiba dari semak-semak, mengoyak mangsanya menggunakan cakar dan gigi-giginya yang tajam.

Namun, selain dua kemampuan berburu tersebut, Komodo pun dapat mengejar mangsanya dengan kecepatan mencapai 20 km/jam. Mereka juga dikenal sebagai perenang dan penyelam andal.

Seekor Komodo dapat melahap mangsa sebesar 80 persen berat tubuhnya dalam sekali makan. Di habitat aslinya, beberapa kali terdengar kabar penyerangan Komodo terhadap manusia. Komodo juga diketahui memakan jenisnya sendiri, atau kanibal, pilihan menu makanan yang tidak akan dipertimbangkan oleh spesies biawak lainnya.

Biawak, Kadal terbesar kedua di dunia setelah Komodo

Sementara itu, spesies biawak liar lainnya diketahui dapat ditemukan di banyak tempat. Tak seperti Komodo yang menyukai pulau semi-tropis dengan cuaca hangat, biawak lebih menyukai habitat berair dengan suhu yang lebih dingin.

Biawak juga umum ditemukan di dalam kawasan Restorasi Ekosistem Riau (RER). Salah satu yang paling umum adalah Biawak Air Tawar (Varanus salvator), salah satu di antara 107 spesies reptil dan amfibi yang telah diidentifikasi di dalam kawasan RER.

Meskipun biawak tidak memiliki serangan mematikan layaknya Komodo, mereka juga termasuk hewan agresif dan karnivora ekstrim yang memakan ikan, katak, tikus, burung, kepiting, ular, kura-kura, dan buaya muda.

Salah satu reptil paling berbahaya
Sudah menjadi hal yang cukup umum bagi pecinta reptil untuk memelihara beberapa spesies biawak sebagai hewan peliharaan, tetapi tidak demikian halnya dengan Komodo. Komodo adalah kadal liar yang diciptakan untuk tinggal di alam liar.

Komodo memiliki kelenjar yang sarat dengan racun yang dapat menurunkan tekanan darah, menyebabkan pendarahan hebat dan menyebabkan syok. Komodo akan menggigit dengan giginya yang bergerigi dan menarik daging mangsa dengan leher yang kuat untuk membuat luka menganga besar yang bisa membuat mangsanya syok.

Jika mangsa lolos dari rahang Komodo, keberuntungan tidak akan bertahan lama. Seekor Komodo dapat menggunakan indra penciumannya untuk mengikuti pelarian sejauh bermil-mil saat racunnya mulai bekerja.

Status konservasi
Status konservasi Komodo di IUCN adalah Endangered (EN). Sejak tahun 1990-an, pihak berwenang Indonesia pun telah menetapkan status perlindungan untuk Komodo, satwa ini pun terdaftar dalam Apendiks I CITES dalam perdagangan satwa liar internasional.

Prioritas dan ancaman populasi Komodo berbeda berdasarkan kondisi masing-masing pulau. Namun, 85 persen habitatnya berada di kawasan yang tidak terlindungi, membuat komodo rentan terhadap ancaman aktivitas manusia.

Perburuan rusa sebagai mangsa utama mereka, metode pertanian yang berisiko, dan persaingan yang tinggi dengan anjing liar yang diperkenalkan oleh manusia yang pemukimannya berdampingan dengan habitat Komodo, semuanya berdampak pada populasi mereka.

Di sisi lain, biawak juga kerap diburu untuk diambil kulitnya, terutama digunakan untuk membuat sepatu, tas tangan, atau ikat pinggang. Manusia juga memakan dagingnya dan menggunakan lemaknya dalam pengobatan tradisional. Terlepas dari Status Konservasi Least Concern (LC), beberapa spesies biawak juga telah terdaftar di Appendix II CITES.

Laporan Kemajuan RER 2023