Oktober 06, 2023

Bird Banding: Apa itu? Bagaimana Caranya? Mengapa Penting?

Restorasi Ekosistem Riau (RER) merupakan tempat perlindungan penting bagi spesies burung. Hingga saat ini, tercatat 318 spesies di sana, termasuk 22 spesies dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan 78 lainnya dilindungi oleh Pemerintah Indonesia. Keanekaragaman hayati ini menjadikan RER sebagai pusat penelitian dan kegiatan konservasi yang saat ini berfokus pada proses bird banding (penandaan burung).

Namun, apa yang dimaksud dengan bird banding (penandaan burung)? Bagaimana cara kerjanya? Dan apa dampak ekologi dari proses tersebut? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, selanjutnya kita akan mengamati kegiatan penandaan burung yang sedang berlangsung di RER terkait tujuan, metodologi, dan hasil dari program tersebut.

Mari kita awali dengan melihat masalah yang terjadi guna memahami pentingnya kegiatan konservasi bagi burung-burung di Indonesia.

Penurunan populasi burung kicau

Semenanjung Kampar merupakan rumah bagi berbagai spesies burung yang berstatus langka dan sangat terancam. Dengan adanya keanekaragaman burung dan diketahui sebagai situs konservasi keanekaragaman hayati internasional yang krusial, tempat ini ditetapkan sebagai daerah penting bagi burung atau important bird area (IBA) oleh BirdLife International pada tahun 2003.

Di kawasan lain Indonesia, burung-burung berada di bawah ancaman serius perdagangan ilegal satwa liar dilindungi, dimana populasi burung kicau menurun akibat popularitasnya sebagai hewan peliharaan dan kontestan pada kompetisi burung kicau yang diadakan oleh para kolektor. Dampak dari perdagangan ilegal setelah satwa-satwa dicuri dari alam liar adalah keberadaan mereka terancam punah saat ini.

Kegiatan penandaan burung adalah cara sederhana dan efektif dalam pencatatan tiap hewan

Meski burung kicau di Indonesia berada dalam kondisi yang membahayakan, program pemantauan populasinya hampir jarang dilakukan. Kegiatan penandaan burung adalah cara sederhana dan efektif dalam pencatatan tiap hewan, sekaligus memberikan gambaran tentang jumlah populasi, trend dan pergerakannya.

Lima manfaat penting dari penandaan burung:

1) Kegiatan pemantauan populasi

Melalui kegiatan penandaan dan penangkapan kembali burung, para peneliti dapat memperkirakan apakah jumlah populasinya meningkat atau menurun dari waktu ke waktu guna memberikan masukan berharga mengenai kelangsungan hidup mendatang. Sebab, populasi yang sehat dapat dilihat berdasarkan jumlah anak burung atau burung yang mengerami telur-telurnya. Kegiatan pemantauan juga dapat mengidentifikasi cryptic species – spesies yang terlihat sama dan sulit dibedakan dari kejauhan.

2) Migrasi burung

Dengan melacak pergerakan burung, kita dapat mengidentifikasi jalur migrasi, tempat mereka selama musim dingin dan berkembangbiak, dan wilayah keseluruhan dari kelangsungan hidup burung yang bermigrasi.

3) Penelitian perilaku

Data terkait penandaan memberikan gambaran tentang pola perkembangbiakan, kebiasaan bersarang, preferensi makan, wilayah jelajah, dan interaksi sosial. Informasi tersebut membantu peneliti dalam memahami peran ekologi berbagai spesies burung.

4) Kebijakan dan perencanaan konservasi

Organisasi konservasi dan lembaga pemerintah menggunakan data dari kegiatan penandaan burung untuk mengidentifikasi habitat penting, menetapkan kawasan yang dilindungi, dan mengembangkan strategi pengelolaan yang efektif bagi spesies burung yang terancam.

5) Kesadaran masyarakat dan pendidikan

Kegiatan penandaan burung dapat membantu mendidik masyarakat tentang pentingnya konservasi burung dan menghargai keberadaannya ketika masyarakat dapat mengobservasi berbagai spesies burung dari dari dekat. Program-program seperti ini merupakan langkah awal yang penting dalam konservasi, yakni dengan menghargai satwa liar dan meningkatkan kesadaran masyarakat lebih lagi.

Penandaan Burung di RER

Baru-baru ini, RER menyelenggarakan sebuah pelatihan penandaan burung secara intensif bagi para staf melalui kerjasama dengan Yayasan Ekologi Satwa Liar Indonesia (EKSAI) dan di bawah pedoman Indonesia Bird Banding Scheme (IBBS). Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan mengenai perdagangan burung kicau dan melatih ketrampilan staf RER dalam menggunakan peralatan pemantauan untuk jangka panjang.

Data yang dikumpulkan dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat memberi gambaran tentang dampak dari perdagangan ilegal satwa liar dilindungi seperti pada populasi burung di Semenanjung Kampar. Selain itu, melalui kegiatan penandaan dan penangkapan kembali burung dengan interval waktu tertentu, kita dapat mengukur tingkat kepadatan dan kesehatan ekosistem, sekaligus mencatat dampak dari perburuan dan perdagangan ilegal satwa liar dilindungi. Pelatihan tersebut akan terus dilakukan hingga akhir tahun ini, dengan tiga sesi lain yang sudah terjadwal. Pelaksanaan sesi pertemuan mendatang bertepatan dengan musim migrasi burung di belahan bumi utara, dimana spesies yang berpindah mungkin akan tertangkap.

Bagaimana cara kerjanya?

Prioritas utama kami adalah menangkap burung secara aman tanpa menimbulkan bahaya apa pun. Untuk mencapai hal itu, kami memasang jaring kabut berukuran 8-18 meter di wilayah yang diperkirakan menjadi jalur migrasi burung.

Setelah tertangkap jaring, burung-burung tersebut diberi tanda berupa cincin bendera berwarna

Setelah tertangkap jaring, burung-burung tersebut diberi tanda berupa cincin bendera berwarna. Penanda tersebut sesuai dengan data yang dikumpulkan untuk setiap burung yang meliputi:

– Spesies
– Ukuran
– Berat
– Jenis kelamin
– Perkiraan tahapan daur hidup (belum dewasa, dewasa)
– Diameter Tarsus
– Panjang sayap
– Panjang badan
– Tompok eram (ada/tidak ada)
– Salah lintang pada bulu burung (ada/tidak ada)
– Pergantian kulit (kondisi bulu)

Agar burung tidak terlalu terganggu oleh proses kerja ini, kami melakukan penandaan pada dini hari atau sore hari dan menghindari suhu puncak tengah hari. Kami juga memeriksa jaring secara rutin dari waktu ke waktu, guna memastikan kecepatan proses dan melindungi burung agar tidak cedera, lelah dan dimangsa.

Pada putaran terakhir kegiatan penandaan burung yang dilakukan RER, kami menangkap 57 burung dalam kurun 12 hari. Hasil dari sampel yang jumlahnya relatif kecil ini menunjukkan betapa keanekaragaman hayati di RER sungguh menakjubkan – termasuk babblers, bulbuls, kingfishers, dan cuckoos. Berikut adalah spesies yang telah ditangkap, dicatat, dan dilepasliarkan:

Bekerja sama dengan EKSAI dan sebagai bagian dari program IBBS nasional, RER berkomitmen untuk mengonservasi populasi burung liar yang masih bertahan, dan membantu banyak burung-burung tersebut untuk bangkit dari ambang kepunahan.

Penandaan burung untuk konservasi

Penandaan berperan penting dalam konservasi burung. Data ilmiah dan pengetahuan yang dihadirkan dari proses ini menunjukkan penurunan populasi burung, pergerakan, fungsi habitat, perilaku dan kesehatan secara umum. Informasi ini juga dapat memberikan landasan bagi kebijakan, peraturan, dan intervensi yang dirancang untuk melindungi burung dan habitatnya.

Bekerja sama dengan EKSAI dan sebagai bagian dari program IBBS nasional, RER berkomitmen untuk mengonservasi populasi burung liar yang masih bertahan, dan membantu banyak burung-burung tersebut untuk bangkit dari ambang kepunahan. Hasil dari penelitian-penelitian ini mampu mengubah perilaku publik, menyediakan informasi bagi kebijakan pemerintah, dan memperluas pemahaman kita mengenai perilaku burung.

Pada akhirnya, penandaan burung adalah langkah besar menuju pelacakan dan konservasi populasi burung yang masih hidup di alam liar Indonesia, yang juga terkoneksi dengan komunitas ilmiah global; untuk memberikan satwa-satwa ini kesempatan bertahan hidup dan untuk memastikan hutan-hutan masa depan dapat terus menggemakan nyanyian mereka.

Laporan Kemajuan RER 2023