Desember 17, 2019

Bagaimana cara kerja konservasi lanskap dalam skala besar di lapangan?

Lucita Jasmin, Direktur Keberlanjutan dan Urusan Eksternal APRIL, dan Brad Sanders, Kepala Operasi RER, baru-baru ini berbicara tentang program Restorasi Ekosistem Riau (RER) APRIL dalam Forum Lanksap dan Komoditas yang diselenggarakan Innovation Forum.

Pertemuan yang berlangsung dari 20 hingga 21 November di London, berfokus pada bagaimana bisnis dapat mengubah rantai pasok, mendorong ketahanan pangan, dan memberdayakan masyarakat termasuk petani yang bergantung pada lahan dan hutan untuk mata pencaharian.

Sebagai bagian dari komitmen 1 banding 1 APRIL untuk memastikan luasan yang sama dari hutan konservasi untuk setiap hektar hutan tanaman serat, Grup APRIL meluncurkan RER pada tahun 2013 untuk melindungi dan merestorasi 150.000 hektar hutan gambut yang terdegradasi di Semenanjung Kampar adan Pulau Padang di Riau, Indonesia.

“Operasi RER didanai oleh investasi awal 10 tahun sebesar US$100 juta dari APRIL,” kata Lucita.

Elemen penting dari inisiatif RER adalah adopsi dan pemeliharaan model lanskap cincin produksi-proteksi yang terintegrasi. Model ini menunjukkan bagaimana lanskap gambut dapat dikelola secara bertanggung jawab untuk menyediakan hasil hutan bagi masyarakat serta melindungi keanekaragaman hayati. Hutan tanaman serat di sepanjang garis pantai Semenanjung Kampar yang menyerupai cincin bertindak sebagai penyangga wilayah konsesi RER. Ini berfungsi untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati unik yang ditemukan di dalam hutan gambut alami, yang sebagai imbalannya memberikan jasa ekosistem kepada masyarakat seperti penyimpanan dan menjaga pasokan air, penyimpanan karbon, perikanan dan hasil hutan bukan kayu lainnya.

Bekerja bersama dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat lokal penting untuk keberhasilan kegiatan restorasi RER. Dengan lebih dari 40.000 orang yang tinggal di luar wilayah konsesi RER, penting bagi APRIL dan RER untuk memberikan pelatihan dan mendorong peningkatan peluang mata pencaharian untuk mengurangi potensi ancaman terhadap hutan. Program yang mempromosikan pertanian sayur ‘tanpa bakar’ yang intensif, akuakultur, praktik penangkapan ikan yang lestari, dan pengumpulan madu hutan memberikan pendapatan dan sumber makanan berkelanjutan bagi masyarakat lokal.

Namun demikian, ada beberapa tantangan. Selama musim kemarau yang berkepanjangan, hasil tangkapan ikan rendah, hal ini dapat menyebabkan beberapa nelayan lokal menambah pendapatan tahunan mereka dengan menangkap burung dari hutan untuk dijual kepada pengumpul yang mungkin menggunakannya dalam kompetisi burung kicau di kota.

Terlepas dari tantangan ini, RER telah berhasil dalam lima tahun terakhir mencegah terjadinya pembalakan liar, kebakaran atau gangguan hutan lainnya di wilayah RER Semenanjung Kampar.

Indeks Vegetasi Diferensial yang Dinormalkan (NDVI, yang merupakan indikator kesehatan hutan) dari tahun 2012 hingga 2018 menunjukkan perbaikan berkesinambungan kondisi biomassa di atas permukaan tanah hutan gambut di Semenanjung Kampar.

Laporan Kemajuan RER 2023