Partisipasi masyarakat dan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan merupakan aspek penting dalam konservasi lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati di Semenanjung Kampar.
RER bekerja dengan penduduk desa Dusun Sangar dan Desa Segamai di Semenanjung Kampar, serta di empat desa di Pulau Padang, untuk mendukung praktik pertanian sayur tanpa bakar. Program tani ini dibentuk untuk mencegah risiko dari praktik pertanian yang menggunakan cara tebang-bakar (slash and burn) serta untuk memberi metode alternatif yang bisa digunakan oleh penduduk di sekitar RER untuk menyiapkan lahan garapan mereka yang akan dapat memproduksi tanaman pangan.
Masyarakat awalnya diberi bibit yang kebanyakan merupakan tanaman sayur-mayur, seperti cabai merah dan cabai hijau, jahe merah, terung, tomat, cabai rawit, dan buncis, beserta aneka peralatan dan sarana produksi seperti alat bercocok tanam ringan dan pupuk. Sekolah lapangan juga rutin diadakan sebagai wadah belajar bagi masyarakat untuk membahas berbagai permasalahan pertanian serta mengasah teknik yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman.
Pada tahun 2017, di Dusun Sangar, tempat program ini dikelola oleh BIDARA yang merupakan mitra kerja RER, lahan seluas 3,5 ha telah ditanami dengan berbagai tanaman sayur-mayur. Cabai merah saat itu menjadi tanaman yang paling menarik, yang menghasilkan pendapatan signifikan bagi 18 rumah tangga yang menjadi anggota Kelompok Tani Maju Bersama. Di Pulau Padang, RER juga bekerja sama dengan Laskar Alam yang membantu kelompok tani di empat desa dengan membuat demplot tanaman hortikultura. Tiap kelompok tani saat itu mengelola penanaman dan pemanenan cabai, cabai rawit, dan tomat. Tahun 2017, setelah beberapa putaran panen, praktik pertanian tanpa bakar berhasil memberikan pendapatan tambahan di empat desa tersebut.