Maret 21, 2021
Setiap 21 Maret dirayakan sebagai Hari Hutan Internasional untuk meningkatkan kesadaran bahwa hutan sangat berharga tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi dunia. Hutan berperan sangat penting tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi planet ini. Hutan merupakan rumah bagi lebih dari 80 persen satwa dan tumbuhan daratan dan mencakup 31 persen dari total luas daratan bumi. Sekitar 1,6 miliar orang di seluruh dunia bergantung pada hutan untuk mata pencaharian dan kebutuhan sehari-hari, termasuk masyarakat yang tinggal di sekitar area RER.
Rata-rata, sebatang pohon dapat menyerap hingga 150 kilogram karbon dioksida per tahun. Hutan dunia menyimpan sekitar 296 gigaton karbon baik dalam biomassa di lapisan atas maupun di bawah tanah.
Selain itu, hutan juga memberikan manfaat kesehatan bagi manusia, seperti udara segar, makanan bergizi, air bersih, dan ruang rekreasi. Di negara berkembang, 80 persen dari semua obat-obatan adalah berasal dari tumbuhan. Apalagi, sekitar 25 persen obat-obatan berasal dari tumbuhan yang hidup di hutan hujan. Namun baru satu persen dari sekian banyak tumbuhan hutan hujan yang telah dipelajari khasiatnya sebagai obat.
Saat ini, setiap tahun dunia kehilangan 10 juta hektare hutan, atau setara dengan luas negara Islandia, dan degradasi lahan berakibat pada hampir dua miliar hektare, lebih luas dari Amerika Selatan. Degradasi dan hilangnya hutan akan mengeluarkan sejumlah besar gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan iklim, dan setidaknya delapan persen tumbuhan hutan dan lima persen satwa hutan memiliki risiko kepunahan yang sangat tinggi.
Upaya restorasi dan pengelolaan hutan lestari, di sisi lain, akan mengatasi krisis perubahan iklim dan keanekaragaman hayati secara bersamaan selain juga menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk pembangunan berkelanjutan.
Namun yang lebih penting, jika dikelola secara lestari, hutan juga bisa menjadi sumber mata pencaharian dan lapangan kerja. Hutan menyediakan lebih dari 86 juta pekerjaan dan mendukung mata pencaharian lebih banyak orang. Kayu dari hutan yang dikelola dengan baik mendukung beragam industri, dari kertas hingga konstruksi gedung-gedung tinggi. Investasi dalam upaya restorasi hutan akan membantu pemulihan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi dengan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Grup APRIL, salah satu produsen pulp dan kertas terbesar di dunia, telah menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari untuk menciptakan sekitar 8.000 pekerjaan secara langsung (direct employment), sekaligus mendukung salah satu program restorasi ekosistem terbesar di Asia Tenggara, RER, melalui penerapan model produksi-proteksi dalam pengelolaan lanskap.
Memulihkan Hutan
Lahan gambut dikenal sebagai jenis lahan yang paling banyak menyimpan karbon, dengan lebih dari 30 persen karbon dunia tersimpan di dalamnya. Indonesia dikenal memiliki stok karbon gambut terbesar dari semua negara tropis. Kawasan RER sangat penting karena kontribusinya yang signifikan terhadap mitigasi perubahan iklim, melalui penyimpanan karbon yang sangat besar.
Sebelum RER dibentuk, sebagian besar kawasannya terdegradasi parah dikarenakan penebangan komersial dan pembalakan liar. Pohon-pohon besar ditebangi dan jaringan kanal dibuat untuk memindahkan gelondongan kayu ke luar hutan. Keberadaan kanal-kanal ini memperburuk kondisi hutan karena menyebabkan air mengalir keluar dari tanah gambut, membuat gambut menjadi kering dan meningkatkan risiko kebakaran.
Sejak didirikan pada 2013, RER telah berupaya untuk memperbaiki kondisi ini. Beberapa strategi yang kami lakukan meliputi perlindungan hutan serta restorasi hidrologi dan restorasi hutan.
Pertama, hutan rawa gambut tropis dapat pulih dengan cepat jika tidak adanya gangguan baru, seperti pembalakan, perburuan satwa atau kebakaran. Oleh karena itu, prioritas pertama adalah melindungi hutan. RER mendapatkan keuntungan dari model produksi-proteksi lanskap APRIL, di mana hutan tanaman industri yang dikelola secara berkelanjutan menjadi zona penyangga untuk meminimalkan gangguan.
RER juga mempekerjakan masyarakat lokal untuk bergabung sebagai jagawana untuk melindungi hutan. Banyak dari mereka berasal dari keluarga yang sebelumnya menebangi hutan. Jadi dengan mengajak mereka bekerja dengan RER, kami dapat memutus kebiasaan tersebut sambil memberikan pekerjaan yang lebih baik bagi masyarakat sekitar.
Kedua, RER memperbaiki kondisi hidrologi dengan menutup kanal-kanal lama guna menjaga kelembaban gambut. Tujuan keseluruhan dari pekerjaan ini adalah untuk membasahi kembali gambut, mempertahankan air di dalam tanah selama musim kemarau untuk meminimalkan oksidasi dan subsidensi, sehingga menurunkan risiko kebakaran dan potensi emisi karbon.
Restorasi hidrologi dilakukan dengan mengembalikan kontrol air pada interval ketinggian 40 cm di sepanjang kanal. Sebelum melakukan penutupan kanal, tim RER melakukan survei untuk menentukan panjang, lebar, kemiringan dan lokasi optimal untuk penempatan bendungan.
Dan terakhir, RER juga merestorasi bagian hutan yang terdegradasi dengan menerapkan serangkaian pendekatan restorasi yang disesuaikan dengan lokasinya, bergantung pada karakteristik lokasi, seperti intensitas gangguan sebelumnya, ukuran dan bentuk daerah tersebut, dan posisi lokasi yang bersangkutan pada lanskap dan jenis hutan di sekelilingnya. Tujuan restorasi dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lainnya dan dapat mencakup restorasi untuk meningkatkan tutupan hutan, menyimpan karbon, menyediakan habitat bagi keanekaragaman hayati, dan meningkatkan kelimpahan spesies keanekaragaman hayati hutan rawa gambut yang langka atau terancam, atau semua hal di atas.
RER menggunakan citra satelit serta pemantauan dan foto udara untuk mengidentifikasi petak-petak hutan yang terdegradasi. Setelah diverifikasi dan didukung dengan inventarisasi serta pengukuran lapangan, tim RER membuat rencana restorasi yang khusus untuk lokasi tersebut dengan mengidentifikasi spesies tumbuhan yang tepat untuk ditanam, pendekatan penanaman restorasi, dan kebutuhan pemantauan dan perawatan selanjutnya, serta lokasi spesifik tujuan restorasi .
Selain memulihkan hutan, RER juga bekerja untuk meningkatkan mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan menyediakan pekerjaan, mengembangkan pertanian tanpa bakar, bekerja dengan nelayan setempat untuk mengajarkan metode perikanan yang lebih lestari, dan meningkatkan keterampilan bertani untuk meningkatkan hasil produksi tanpa harus meningkat luas lahan.
Dan sejauh ini, tidak ada kebakaran di area RER di Semenanjung Kampar, dan RER terus mencatat adanya peningkatan jumlah spesies terekam setiap tahun.
Secara keseluruhan, memulihkan hutan sangat penting tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi satwa, tumbuhan, dan planet ini. RER terus menerus memainkan perannya, sekarang giliran kita.
Selamat Hari Hutan Internasional!