Januari 30, 2019
Restorasi Ekosistem Riau (RER) terus membantu masyarakat Dusun Sangar di Semenanjung Kampar dalam memperbaiki kondisi ekonomi mereka, dengan pengembangan tanaman baru untuk ditanam dan dijual oleh petani setempat.
Sebelumnya, para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Maju Bersama di Sangar hanya berfokus menanam cabai, dengan panduan dari RER serta mitrakerjanya BIDARA (Bina Sumberdaya Masyarakat).
Tanaman cabai awalnya cukup sukses meningkatkan pendapatan petani, namun hama dan penyakit tanaman belum lama ini mempengaruhi hasil produksi.
“Saat ini kami melihat adanya kebutuhan untuk tanaman pengusir yang dapat membantu tumbuhnya tanaman lain, seperti misalnya tanaman jahe yang mengeluarkan bau yang kuat yang bila ditanam bersamaan dengan cabai akan membantu membuat hama menjauh.
“Kami mempertimbangkan untuk menanam semangka, timun suri, labu, dan melon. Namun, kami menemukan bahwa melonlah yang paling ekonomis, karena melon tidak saja mudah dijual namun ia juga tanaman yang dapat segera dipanen, hanya perlu waktu dua bulan,” ujar Syaeroji, penggerak masyarakat dari BIDARA.
RER dan BIDARA memberikan asistensi kepada petani dari kelompok Maju Bersama, Acok dan Mansyur, yang menjadi petani pertama yang mencoba menanam melon di Sangar.
Menggunakan benih, pupuk, dan traktor tangan yang disediakan oleh RER, kedua petani menanam sekitar 2.000 tanaman melon.
Menurut Acok, proses penyiapan lahan untuk menanam melon pada dasarnya sama saja dengan cabai, yaitu dengan peralatan yang kurang-lebih sama dan, yang lebih penting, tanpa menggunakan pembakaran.
“Hanya saja, untuk menanam melon, kami juga menambahkan pupuk yang mengandung kalsium pada saat masa pematangan buah agar rasa manis melon bertambah,” Acok menjelaskan.
Meskipun dari hasil tanam pertama para petani sudah mampu memproduksi buah melon yang layak jual, hasil panen yang mencapai tiga ton sesungguhnya lebih sedikit dibandingkan harapan mereka, yaitu 10 ton.
“Tetap saja menanam melon berpotensi meningkatkan pendapatan kelompok tani, maka dari itu kami masih dalam proses belajar dan memahami formula yang diperlukan untuk menanam melon agar panen berikutnya bisa mendatangkan hasil lebih banyak,” ujar Syaeroji.
Ia menambahkan bahwa melon cukup mudah dijual, dan para petani mengangkut sendiri buah melon mereka ke pasar di Kerinci dan Sorek untuk dijual.
Ke depannya, ia mengatakan, RER akan terus membantu para petani dengan mengembangkan komoditas lain, termasuk timun, terong, dan kacang panjang.
Sejak awal, RER telah membantu masyarakat yang tinggal di daerah sekitar kawasan hutan untuk mengembangkan peluang pendapatan alternatif – termasuk penanaman sayur-mayur intensif tanpa bakar, budidaya ikan dan beternak– untuk menggantikan cara-cara tradisional yang tidak lestari yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi hutan.
Dengan menanggulangi dan mencegah kerusakan lebih lanjut yang disebabkan oleh kegiatan manusia, RER berharap hutan dapat memulihkan dan beregenerasi secara alami, tanpa menghalangi mata pencaharian warga sekitar.