Juli 03, 2023

Kerja Sama Komunitas: Hidup Berdampingan dengan Alam

Kawasan konsesi Restorasi Ekosistem Riau (RER) adalah tempat tinggal bagi satwa liar yang spektakuler dan sumber daya alam yang melimpah. Bagi masyarakat yang tinggal di dekat kawasan ini, alam telah menyediakan makanan, tempat tinggal, dan sarana untuk mencari nafkah.

Terdapat sekitar 17.000 orang yang tinggal di Semenanjung Kampar, sebagian besar di antaranya tinggal di sembilan desa di sisi seberang Sungai Kampar dari kawasan konsesi RER. Mereka mewakili berbagai kelompok etnis, yang paling umum adalah suku Melayu dan Jawa.

Di Pulau Padang, sekitar 24.000 orang tinggal di 20 desa yang tersebar di sepanjang pantai bagian timur. Kelompok etnis Riau di sini termasuk suku Akit, serta suku Melayu, Jawa, Banjar, Batak, dan Bugis.

Di kedua lokasi tersebut, perpaduan latar belakang menciptakan akulturasi yang beragam, di mana terdapat seni musik, makanan, bahasa, dan tradisi yang berbeda-beda sesuai dengan karakter setiap keluarga dan suku. Namun, meski memiliki banyak kualitas unik, semua orang memiliki satu kesamaan: ketergantungan mereka pada hutan yang sehat untuk bertahan hidup.

Kehidupan berakar pada sumber daya alam

Sebagian besar pendapatan keluarga di Padang dan Kampar bergantung kepada ketersediaan sumber daya alam. Sumber daya ini dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama: pertanian (seperti padi, jagung, pinang, cabai, sayuran, dan madu); perkebunan (sagu, kelapa, kelapa sawit, dan karet); dan perikanan air tawar. Masyarakat juga memanfaatkan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dari RER, seperti ikan air tawar dan madu hutan.

Sebagian besar masyarakat di Pulau Padang mencari nafkah dengan menggabungkan pertanian dan perikanan. Beberapa perkebunan karet, sagu, dan kelapa sawit didirikan pada tahun 1960-an yang kemudian menjadi bagian integral dari pertumbuhan ekonomi lokal.

SARANG LEBAH PADA CABANG POHON DI ALAM

Di Semenanjung Kampar, mata pencaharian masyarakat bervariasi sesuai dengan tren pasar, harga komoditas, dan pergantian musim. Misalnya, dari Maret hingga Mei, banyak orang mengumpulkan madu hutan; di bulan-bulan lain, mereka memancing di sepanjang Sungai Serkap yang melintasi kawasan RER. Agar mata pencaharian ini dapat berkelanjutan, dibutuhkan ekosistem yang sehat. Oleh karena itu, RER memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat setempat.

Terhubung dengan alam

Komunitas di sekitar RER menghadapi sejumlah tantangan. Ketergantungan mereka pada kesehatan ekosistem untuk bertahan hidup membuat mereka memahami bahwa ancaman terhadap lingkungan alam memiliki dampak langsung pada kesejahteraan mereka dan generasi mendatang.

Dengan dukungan dari RER, para nelayan di sini berkomitmen untuk praktik berkelanjutan. Mereka berusaha untuk tidak mengganggu atau merusak lingkungan, dengan harapan bahwa alam akan terus menyediakan sumber daya bagi mereka dan anak-cucu mereka.

Dengan dukungan dari RER, para nelayan di sini berkomitmen untuk praktik berkelanjutan.

Hubungan dengan alam ini tercermin dalam sebuah kemitraan lokal yang mengejutkan. Anggota Kelompok Nelayan Serkap Jaya Lestari hidup dan bekerja di sepanjang Sungai Serkap, di mana populasi buaya muara liar dapat berkembang biak dengan baik. Meskipun beberapa orang mungkin melihat reptil ini sebagai ancaman, para nelayan di sini menganggap mereka sebagai teman dan dapat hidup berdampingan dari generasi ke generasi.

Mereka percaya bahwa jika mereka memperlakukan ekosistem dengan rasa hormat dan hanya mengambil apa yang mereka butuhkan, buaya-buaya itu tidak akan mengusik mereka. Terkadang, perangkap ikan yang mereka pasang akan sedikit rusak, tetapi mereka melihat ini sebagai harga yang sepadan karena mereka telah berbagi rumah dan pangan dengan buaya-buaya tersebut.

Di Riau, para nelayan memperlakukan buaya dengan rasa hormat yang sama seperti kepada orang tua mereka. Buaya telah tinggal di sana jauh lebih lama sebelum manusia datang, sehingga para nelayan tidak pernah melakukan kegiatan yang dapat membahayakan tetangga liar mereka.

Pendidikan hutan, konservasi, dan pembangunan

Dengan berkolaborasi bersama mitra kami, RER berkomitmen untuk menyelenggarakan kegiatan di Pulau Padang dan Semenanjung Kampar yang berfokus pada pendidikan hutan, pengembangan keterampilan pertanian, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat di Riau.

Upaya ini diharapkan dapat membantu masyarakat memahami pentingnya konservasi dan restorasi. Tahun lalu, sebagai bagian dari program Pendidikan Ekologi RER, kami menyambut delapan siswa dari SMAN 1 dan SMAN 3 Teluk Meranti ke Eco-Research Camp. Pusat sains rawa gambut ini menjadi pusat operasional untuk studi spesies hewan dan tumbuhan yang penting untuk menjaga keseimbangan ekologis.

PEMBELAJARAN SECARA LANGSUNG UNTUK MENANAMKAN NILAI PEDULI AKAN ALAM PADA GENERASI BERIKUTNYA

Di Semenanjung Kampar, RER telah bekerja sama dengan BIDARA untuk membantu komunitas hutan lokal dalam mengembangkan pertanian buah dan sayur. Dengan teknik penanaman yang tepat, rumah tangga dapat memanen komoditas seperti cabai, terong, kacang arab, seledri, pisang, dan singkong hingga tiga kali setahun.

RER juga bekerja sama dengan para nelayan di Riau untuk meningkatkan taraf hidup dan memastikan tidak ada kerusakan yang ditimbulkan pada alam. Pada tahun 2021, kami memperbaiki pondok-pondok di tepi sungai untuk melindungi para nelayan dari sinar matahari dan hujan, sambal memberikan jaring dan peralatan memancing baru untuk mereka.

Meningkatkan kesadaran, membangun masa depan yang berkelanjutan

Untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil di Semenanjung Kampar, RER memasang 18 panel surya agar para nelayan tidak perlu mengandalkan lampu minyak tanah pada malam hari. Selain menyediakan sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, proyek ini juga membantu mengurangi risiko kebakaran hutan.

Komitmen terhadap pencegahan kebakaran juga terlihat di dua desa di Pulau Padang, di mana program Masyarakat Peduli Api (FAC) telah mengedukasi masyarakat tentang risiko kebakaran. Sebagai bagian dari inisiatif Program Desa Bebas Api (FFVP) Grup APRIL, pelatihan ini membantu anggota masyarakat untuk lebih memahami bahaya dari pembakaran lahan.

Kembali ke Semenanjung Kampar, RER telah bekerja sama dengan Universitas Riau untuk meningkatkan mata pencaharian nelayan lokal di enam desa. Bersama-sama, kami menyelenggarakan pelatihan dalam budidaya akuakultur air tawar dan pengolahan produk ikan. Dua sesi tersebut dihadiri oleh para nelayan pria dan wanita dari kelompok kesejahteraan keluarga setempat (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga / PKK).

Baik di Pulau Padang maupun di Semenanjung Kampar di Riau, komunitas hutan hidup secara berkelanjutan. Melalui kombinasi pengetahuan nenek moyang, kerja sama dengan sektor swasta, dan kemitraan dengan alam, komunitas-komunitas ini dapat memanfaatkan dan melestarikan sumber daya ekosistem yang mereka andalkan untuk bertahan hidup.

Dengan dukungan dari RER, penduduk di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang akan terus hidup sejalan dengan alam di Riau, melindungi lanskap dari kebakaran, mengembangkan mata pencaharian yang berkelanjutan bagi keluarga mereka, dan mempertahankan hutan untuk generasi mendatang.

Laporan Kemajuan RER 2023