September 15, 2016
Delegasi Grup APRIL pada bulan September menghadiri IUCN World Conservation Congress (Kongres Konservasi Sedunia IUCN) di Hawaii untuk berpartisipasi dalam diskusi global tentang strategi untuk memajukan upaya konservasi dan restorasi hutan sebagai bagian dari pendekatan lanskap yang terintegrasi dalam kehutanan lestari di Indonesia.
Di bawah pimpinan Tony Wenas, Direktur Pelaksana Operasi APRIL Indonesia, delegasi Grup APRIL menyampaikan pengalaman langsung mereka dalam menyeimbangkan antara produksi dan proteksi hutan, restorasi ekosistem, pencegahan kebakaran di tingkat masyarakat, konservasi dan perlindungan hutan, serta pelaksanaan kebijakan terkait keberlanjutan, yang mendukung pandangan perusahaan bahwa sektor swasta punya kewajiban untuk ‘walk the talk’ (benar-benar melakoni apa yang disampaikan) dalam mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan di bidang lingkungan hidup dan ekonomi.
Dialog yang dilakukan sangat penting dan relevan dengan kondisi saat ini. Di Indonesia, tekanan penduduk dan realita ekonomi di daerah pedesaan telah meningkatkan kebutuhan untuk secara proaktif mengelola lanskap guna memastikan terwujudnya perlindungan area konservasi untuk sekarang ataupun dalam jangka panjang.
Karena konservasi dan restorasi tidak dapat dilakukan secara terpisah, semua pemangku kepentingan di lanskap terkait harus memiliki tujuan bersama untuk melindungi lahan-lahan yang tidak dikelola dari perambahan dan konversi lahan ilegal. Realita serta riwayat yang ada di lapangan menunjukkan bahwa lanskap yang tidak dikelola rentan mengalami deforestasi.
Grup APRIL meyakini bahwa cara paling efektif untuk melindungi hutan ialah dengan mengatasi penyebab ekonomi yang menjadi akar penyebab rusaknya hutan, sebagai bagian dari model kerja sama antara sektor publik dan swasta yang difokuskan di tingkat lanskap.
Strategi seperti misalnya penciptaan lapangan kerja, dukungan bagi kegiatan pertanian masyarakat, pelatihan masyarakat tentang cara-cara mengelola lahan, serta dukungan bagi upaya diversifikasi perekonomian setempat untuk mengatasi akar masalah faktor ekonomi yang mendorong terjadinya perusakan hutan serta berkontribusi pada terciptanya perekonomian setempat yang berimbang dan memperhatikan aspek keberlanjutan.
Unsur-unsur pembangun dalam pendekatan tingkat lanskap untuk mencapai pembangunan berkelanjutan berupa upaya konservasi yang dikelola aktif, perlindungan hutan, dan peningkatan kapasitas masyarakat untuk mendorong pengelolaan lahan yang berkelanjutan.
Implementasi program Restorasi Ekosistem Riau (RER) dalam memulihkan kawasan seluas 150.000 hektar yang dulunya merupakan hutan lahan gambut yang terdegradasi di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang menjadi studi kasus yang membantu memicu jalannya diskusi di Kongres IUCN.
Sejak tahun 2013, RER dibentuk sebagai bagian dari model produksi-proteksi yang dipusatkan pada pendekatan lanskap terpadu. Pencapaian yang sudah diraih mencakup identifikasi terhadap 452 spesies – 112 spesies pohon, 72 mamalia, 193 burung, dan 75 spesies reptil dan amfibi; mendirikan 3 tempat pembibitan untuk spesies anakan alam dengan 2.500 bibit hasil semaian, yang 1.500 di antaranya kini sudah ditanam; merampungkan studi etnografi dan kesejahteraan di 6 kelompok masyarakat; membangun desa ramah lingkungan (eco-village) di desa Pulau Muda & Segamai; melatih jagawana dari unsur masyarakat yang melakukan patroli dan melindungi kawasan konservasi serta melakukan survei kamera jebak untuk mengkaji populasi satwa liar.
Menghargai modal alam merupakan bagian dari pendekatan usaha dan rencana pengelolaan hutan kami yang memperhatikan aspek keberlanjutan. Restorasi ekosistem, pencegahan kebakaran, dan pengembangan ekonomi setempat merupakan bagian dari pendekatan lanskap yang sama.
Indonesia dapat menjadi pemimpin global di bidang keberlanjutan. Pemerintah memimpin jalannya upaya dengan dukungan kuat dari sektor swasta dan seluruh pemangku kepentingan lainnya. Kemitraan dan kolaborasi yang mendasari upaya-upaya tersebut menjadi penting dalam mengarungi dinamika sosial, ekonomi, dan lingkungan yang unik di Indonesia.