Oktober 11, 2016
Sejak tahun 1970-an, banyak kanal drainase dibuat dengan tangan atau dengan alat berat (ekskavator) jauh ke tengah area Semenanjung Kampar untuk memindahkan gelondongan kayu yang ditebang oleh perusahaan kayu komersial.
Adanya drainase yang tidak terkendali dan terus menerus mengalirkan air membuat hutan gambut menjadi rusak, karena menurunkan muka air tanah, membuat gambut menjadi kering sehingga menjadi rentan kebakaran yang bisa menimbulkan kepulan besar asap dan gas rumah kaca. Kanal-kanal yang tidak dikelola ini juga memungkinkan para pelaku pembalakan liar memindahkan kayu secara ilegal yang mengakibatkan peningkatan kerusakan hutan dan berdampak buruk pada keanekaragaman hayati.
Kunci pada upaya restorasi di kawasan Restorasi Ekosistem Riau (RER) ialah memulihkan dan mengatur tingkat kelembapan gambut. Staf perlindungan hutan dan pengelolaan air RER berhasil membuat kemajuan yang perlahan namun pasti dalam memulihkan hidrologi kawasan Restorasi Ekosistem Riau di Semenanjung Kampar.
Pada bulan Oktober 2016, tim RER menempatkan ratusan karung pasir yang ditutupi dengan georeinfox di Kanal Buaya, Sungai Serkap. Bahan-bahan inilah yang diperlukan untuk membangun tanggul, di mana satu kanal memerlukan sekitar 345 karung pasir.
Hingga saat ini, tim RER telah berhasil menyumbat 4 kanal dari ratusan kanal yang telah teridentifikasi di kawasan tersebut, di mana satu kanal disumbat dengan empat hingga lima tanggul.