Desember 23, 2024
Menjelang akhir tahun 2024, ini adalah momen yang tepat untuk melihat kembali serangkaian perkembangan positif di Restorasi Ekosistem Riau (RER) sepanjang tahun ini. Mulai dari laporan penting mengenai satu dekade kami beroperasi, hingga partisipasi dalam kegiatan internasional dan perkembangan baru di lapangan, tahun ini telah membawa kemajuan besar dalam misi kami untuk memberikan dampak berkelanjutan bagi alam. Artikel ini memberikan gambaran singkat tentang aktivitas yang dilakukan sepanjang tahun.
Laporan Kemajuan
Tahun ini, kami menerbitkan Laporan Kemajuan 2023 yang memberikan wawasan operasional, analisis, dan pembaruan dari tim kami. Laporan ini membagikan mengenai kekuatan dan potensi aksi kolektif dalam upaya memberikan dampak positif bagi alam.
RER juga menerbitkan Special Report 2024 yang merangkum pencapaian selama satu dekade kegiatan konservasi dan restorasi. Laporan ini menyajikan wawasan dari para pemimpin kami serta tinjauan lebih dalam mengenai program-program di lapangan. Laporan ini layak untuk dibaca.
Kunjungan ke RER
RER secara rutin menerima kunjungan di Eco-Research Camp untuk berbagi informasi mengenai kegiatan perlindungan dan restorasi, pemantauan keanekaragaman hayati dan karbon, serta untuk menikmati keindahan alam. Sepanjang tahun 2024, kami menyambut lebih dari 200 pengunjung dari seluruh dunia. Pada bulan November, kami menerima kunjungan dari mahasiswa International Forestry Students’ Association (IFSA) dan Universitas Riau untuk mengamati kegiatan konservasi yang mendalam dan praktis.
Mereka mengunjungi salah satu dari empat menara pemantauan GHG Fluks yang merekam emisi karbon dioksida dan gas lainnya dari ekosistem gambut; belajar bagaimana penutupan kanal membantu merehidrasi gambut; dan mengunjungi salah satu area pembibitan pohon anakan alam kami. Mereka juga mempelajari pemantauan air di lahan gambut, mengunjungi pos jagawana dan lokasi restorasi untuk melihat upaya konservasi, serta memasang kamera jebak untuk pemantauan satwa liar.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menginspirasi pemimpin kehutanan masa depan,” ujar RER Ecologist, Yoan Dinata, setelah kunjungan tersebut. “Penting untuk menekankan betapa krusialnya konservasi dan perlindungan hutan kepada generasi mendatang,” tambahnya.
Acara dan Paparan Internasional
Bekerja sama dengan Tanoto Foundation, RER mempresentasikan berbagai pengembangan dan kontribusi untuk penanganan krisis iklim dalam International Summer Course on Forestry and Environment ke-5 di IPB University Bogor. Acara ini dihadiri ratusan mahasiswa dari delapan negara, yang dilanjutkan dengan penayangan film dokumenter Frontier Sumatra, yang menunjukkan bagaimana RER melindungi lebih dari 150.000 hektar hutan gambut di Sumatra, rumah bagi lebih dari 890 spesies satwa liar.
Ia menegaskan bahwa tidak ada insiden kebakaran selama 10 tahun terakhir di program RER Semenanjung Kampar, dan program ini terus mendapatkan dukungan secara memadai melalui pendanaan sektor swasta yang berasal dari produktivitas perkebunan serat yang mengelilingi hutan gambut RER.
Menuju Asia Tenggara Bebas Kabut Asap
Negara-negara Anggota ASEAN telah memperluas upaya mereka untuk mencegah kebakaran lahan gambut dan kabut asap dengan mengaplikasikan Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution Control with Means of Implementation (2023–2030) dan Second ASEAN Peatland Management Strategy 2023–2030.
Untuk mendukung upaya ini, dan untuk membahas mobilisasi sumber daya dalam pengelolaan lahan berkelanjutan, Sekretariat ASEAN mengadakan dialog kebijakan di Jakarta pada 26 November, bekerja sama dengan Center for International Forestry Research (CIFOR). Salah satu pembicara, Brad Sanders, Head of Operations RER, berbagi mengenai pencapaian selama satu dekade terakhir.
Secara khusus, ia menegaskan tidak ada insiden kebakaran selama 10 tahun terakhir di RER Semenanjung Kampar, dan RER terus mendaoatkan dukungan secara memadai melalui pendanaan sektor swasta yang berasal dari produktivitas perkebunan serat yang mengelilingi hutan gambut RER. Pembicara lain yang turut berpartisipasi dalam panel ini adalah Serena Lew Siew Yan, Peatland Program Manager at the Global Environment Center; Swetha Peteru dari CIFOR; dan Azalea Ayuningtyas, salah satu pendiri dan CEO Krealogi. Panel ini dimoderatori oleh Gina Sara Melati dari SEA Today.
COP29
Kegiatan besar lainnya pada tahun 2024 adalah Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-29, atau Conference of the Parties (COP) dari UNFCCC (lebih dikenal dengan COP29), yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan, pada 11–22 November. RER diwakili di COP29 oleh Dian Novarina.
Dian membagikan pendekatan RER dalam manajemen hutan, dengan menggunakan model produksi-proteksi terintegrasi yang mengelilingi kawasan konservasi dengan perkebunan yang dikembangkan di lokasi-lokasi yang terdegradasi, sehingga menciptakan area penyangga yang melindungi hutan besar dari ancaman perambahan sekaligus mendanai upaya restorasi.
Melalui komitmen Thriving Landscapes, APRIL menginvestasikan US$1 per ton serat yang disuplai dari perkebunan kami ke pabrik kami untuk membiayai upaya konservasi dan restorasi hutan. Sejak 2020, lebih dari US$35 juta telah dialokasikan untuk berbagai inisiatif konservasi APRIL, seperti program RER.
Pembangunan Area Makmur
RER telah bekerja untuk merestorasi situs Makmur seluas 41 hektare di Semenanjung Kampar, yang sebelumnya merupakan hutan rawa gambut campuran yang sangat terdegradasi akibat saluran kanal, penebangan, dan kebakaran di masa lalu.
Proses restorasi ini melibatkan kombinasi perlindungan lanskap; penutupan kanal, serta penanaman dan pemeliharaan bibit selama tujuh tahun.
Mengembangkan proses yang dimulai pada 2017, RER melanjutkan perjalanan restorasi area Makmur dengan membangun pos penjaga baru pada tahun 2024 dan memulai penanaman bibit yang tahan terhadap naungan untuk memperkaya pohon-pohon awal yang sebelumnya ditanam. Sebagai hasil dari kegiatan ini, kepadatan pohon hampir tiga kali lipat, dari 192 pohon/ha menjadi 518 pohon/ha. Upaya metodis dan konsisten ini telah memulai restorasi hutan gambut yang mungkin memerlukan hingga 170 tahun untuk memulihkan komposisi flora secara penuh.
Melanjutkan proses yang dimulai pada tahun 2017, RER terus menjalankan upaya restorasi area Makmur dengan membangun pos jagawana baru pada tahun 2024, dan memulai penanaman bibit tanaman toleran naungan untuk memperkaya pohon-pohon yang sukses ditanam. Hasilnya, kepadatan pohon meningkat hampir tiga kali lipat dari 192 pohon/hektare menjadi 518 pohon/hektare. Upaya sistematis dan konsisten ini telah memulai restorasi hutan gambut yang diperkirakan membutuhkan hingga 170 tahun untuk memulihkan komposisi floranya secara penuh.
Eco-Research Camp
Meliputi area seluas 32 hektar di jantung Semenanjung Kampar, Eco-Research Camp merupakan pusat penelitian di ekosistem gambut ini. Pada tahun 2024, kami memulai pembangunan fasilitas tambahan untuk penyimpanan dan akomodasi hingga 40 staf dan peneliti, yang dijadwalkan selesai pada April 2025.