Januari 31, 2024
Secara resmi, Restorasi Ekosistem Riau (RER) telah beroperasi selama 10 tahun. Selama kurun waktu tersebut kita telah melihat banyak perubahan, tetapi satu hal yang tetap konsisten: komitmen RER terhadap perlindungan, restorasi dan manajemen aktif hutan di Riau dalam skala besar. Selama satu dekade lalu, RER telah menunjukkan bagaimana model produksi-proteksi dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi manusia dan alam.
RER baru saja meluncurkan ‘RER Special Report’ yang berisikan kisah-kisah lapangan RER selama satu dekade. Dalam artikel ini, kami akan membagikan beberapa poin penting dari laporan tersebut, sambil merefleksikan satu dekade dampak positif; dari peluncuran, melalui berbagai pencapaian untuk menuju kearah yang lebih baik.
RER lahir dari izin berdurasi 60 tahun yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Ketika APRIL Group pertama kali meresmikan program RER, tujuannya adalah untuk melindungi ekosistem gambut penting di Sumatra dan mengembalikan keanekaragaman hayati yang ada, memitigasi dampak deforestasi, kanal-kanal drainase, dan pembalakan kayu illegal yang telah terjadi sebelumnya.
Pada tahun 2014, RER diperluas dengan penambahan tiga lisensi restorasi ekosistem.
Kemudian pada tahun 2015, kami bekerjasama dengan Fauna & Flora untuk melakukan pengidentifikasian keanekaragaman hayati pertama di Semenanjung Kampar. Hasil dari survei awal ini memberikan informasi dasar yang menjadi pedoman kami selama bertahun-tahun, sambil terus melakukan pemantauan data terbaru.
Salah satu pencapaian lain dalam perjalanan RER terjadi pada COP21 di Paris pada tahun 2015. Pada kesempatan tersebut, APRIL Group mengumumkan investasi sebesar US$ 100 juta bagi RER yang akan memperluas operasi dan dampak RER. Dua tahun kemudian, pada tahun 2017, The Nature Conservancy (TNC) menyelesaikan penelitian untuk pengembangan rencana pengelolaan lahan untuk Semenanjung Kampar, yang menjadi dasar ekspansi berikutnya.
Pada 2018, RER mulai memulihkan 58,2 hektar hutan yang terdegradasi (area seluas 60 lapangan sepakbola), mewakili pencapaian terbesar kami saat itu. Kemudian pada tahun 2019, kami berhasil mencapai raihan penting lainnya: hasil penilaian kesehatan hutan menunjukkan bahwa hutan di area RER menjadi lebih sehat sejak RER beroperasi. Ini merupakan salah satu pencapaian terbaik kami saat itu dan memberikan konfirmasi bahwa RER berada di jalur yang tepat.
Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan yang positif terus berlanjut dan RER terus berkembang. Ini terbukti dari peningkatan kesehatan ekosistem dan keanekaragaman hayati, dimana beberapa spesies yang terancam kembali setelah survei , program relokasi dan pelepasliaran di RER. Pada tahun 2020, kami bekerjasama dengan SINTAS untuk melakukan survei lapangan pertama kali terhadap harimau Sumatra di Semenanjung Kampar. Lalu diikuti dengan pelepasliaran Corina, seekor harimau Sumatra betina ke RER pada tanggal 20 Desember.
Masih pada tahun yang sama, kami bekerjasama dengan International Union for Conservation of Nature (IUCN) untuk melakukan survei dasar terhadap odonatan (capung dan capung jarum), yang diikuti oleh studi dasaar keanekaragaman hayati terakhir di PT GAN oleh Fauna & Flora pada tahun 2021. Kemudian pada Desember 2023, total 894 spesies tercatat di RER, termasuk 78 jenis mamalia, 319 burung, 106 amfibi dan reptile, 90 ikan, 100 odonata dan 201 tumbuhan.
Masa Lalu, Kini dan Masa Depan: Dampak dan Inovasi
Selama satu dekade, RER telah mengambil langkah besar dalam memulihkan ekosistem hutan gambut di Riau. Dari survei awal yang menetapkan prioritas program-program restorasi, hingga penutupan kanal-kanal lama, program penanaman kembali, dan pelepasliaran satwa liar, setiap langkah dalam perjalanan ini telah membawa kami lebih dekat ke tujuan kami.
Terdiri dari lima konsesi dan meluas hingga 150.693 hektar gambut – sekitar dua kali ukuran negara Singapura, RER telah membangun kesuksesaannya di tiga pilar utama: keanekaragaman hayati, iklim dan masyarakat. Hari ini, konsesi RER memberikan tempat perlindungan bagi flora dan fauna yang terancam punah, 76 diantaranya terdaftar sebagai Rentan, Terancam atau Kritis di Daftar Merah IUCN.
RER juga fokus pada pemulihan kondisi hidrologis. Hingga saat ini, 112 bendungan telah dibangun, 36 saluran drainase ditutup, dalam proyek jangka panjang yang telah mengembalikan kelembaban sekitar 11.000 hektar rawa gambut di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang.
Sepuluh tahun yang lalu, RER memulai perjalanan untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh eksploitasi selama bertahun-tahun di salah satu hutan gambut terakhir di Indonesia. Saat ini, kurang dari 1 persen lanskap RER yang “sangat terdegradasi” oleh dampak penebangan liar, drainase dan kebakaran. Dan dari harimau dan capung, hingga tanaman dan pepohonan yang membentuk dunianya, keanekaragaman hayati kembali pulih dan berkembang.
Selain unik bagi Indonesia, RER juga menawarkan model perlindungan ekosistem yang penting dan terancam di seluruh dunia. Dengan memberikan berbagai dampak positif bagi manusia dana lam, program ini menunjukkan apa yang dapat dicapai melalui kombinasi antara penerapan ilmu pengetahuan dan komitmen perusahaan secara bersamaan.
Ketika kita melihat ke masa depan, menuju dekade yang baru, ada banyak hal untuk dijelajahi dan lebih banyak kesempatan untuk terus berkembang. Kemanapun arah membawa, semuanya mungkin kita capai jika kita terus bekerjasama.
Untuk melihat perjuangan RER selama satu dekade, Anda dapat membaca ‘RER Special Report’