April 21, 2021
Cara melestarikan lingkungan maupun upaya restorasi tak hanya seputar kegiatan turun ke lapangan dan masuk ke hutan. Terdapat berbagai jenis upaya pelestarian lingkungan yang bahkan dapat dilakukan dari komputer di ruang kerja.
Sebagaimana Cessika Sekalusya, seorang Asset Controller di Restorasi Ekosistem Riau (RER), yang tetap semangat berkontribusi bagi upaya restorasi Semenanjung Kampar dan Pulau Padang di Riau, Sumatra, sekaligus merawat keluarga kecilnya.
Merayakan Hari Kartini, kami berbincang dengan Cessika untuk mendengar cerita selengkapnya. Simak kisahnya berikut ini!
Pelestarian Lingkungan Tak Harus Selalu Masuk Hutan
Gambaran umum sebagian besar orang ketika membayangkan seorang pegiat lingkungan hidup, kurang lebih tak akan jauh dari kulit yang terbakar matahari, pakaian sederhana yang mendukung kegiatan di alam bebas, membawa binokular dan berbagai perlengkapan lain untuk bertahan di tengah hutan, serta berbagai dokumentasi berlatar belakang hutan dan pemandangan alam liar.
Tak demikian bagi Cessika. Wanita berumur 34 tahun ini lebih sering terlihat berpakaian formal ala pegawai kantoran yang berkutat di antara tumpukan dokumen di mejanya sepanjang hari.
Meski begitu, ia pun memegang peran penting dalam penyusunan strategi pengelolaan Semenanjung Kampar secara berkelanjutan dalam jangka panjang.
Meski berpenampilan dan melakukan hal yang berbeda, Cessika pun adalah seorang pegiat lingkungan hidup.
“Di RER, saya adalah orang di belakang meja yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan terkait administrasi. Mulai dari dokumen hardcopy mengatur meeting, mengatur transportasi, hingga mengontrol asset,” terang ibu dua anak yang akrab dipanggil Cessi ini.
“Berbeda dengan perempuan-perempuan lain di RER. Saya cenderung lebih banyak bekerja di kantor dibanding masuk ke dalam hutan,” ungkapnya seraya tersenyum.
“Sejak kuliah saya cukup banyak mengikuti kegiatan para pecinta alam seperti camping dan naik gunung. Itulah yang membuat saya selalu ingin melakukan pekerjaan yang memungkinkan saya berkontribusi bagi kelestarian alam,” lanjut Cessi.
Sebelum bergabung bersama RER, Cessi cukup lama bekerja untuk Grup APRIL dan Asia Pacific Rayon (APR) yang merupakan salah satu produsen pulp dan kertas serta produsen viscose yang beroperasi di Pangkalan Kerinci, Riau.
“Setelah berkeluarga dan memiliki dua putri, saya pikir kesempatan untuk dapat bekerja bagi kelestarian lingkungan sudah sirna untuk saya. Ternyata tidak,” Cessi tersenyum.
Pada Januari 2020, Cessi mendapatkan tawaran untuk bergabung bersama RER.
“Saya melihat hal ini sebagai kesempatan besar. Turut mengupayakan restorasi lingkungan hidup, tanpa perlu meninggalkan kedua putri saya untuk masuk ke dalam hutan, kenapa tidak?”
Cara Paling Sederhana Dalam Melestarikan Lingkungan
Cessi meyakini, meski peran yang ia mainkan saat ini berbeda dari sebagian besar karyawan RER yang kerap keluar-masuk hutan, kontribusinya bagi pelestarian lingkungan tetap sama besarnya.
Di awal periode Cessi bergabung dengan RER, mantan atlet panjat tebing kota Pekanbaru tahun 2009 ini pernah sekali waktu ikut masuk ke dalam hutan.
“Sungguh perjalanan yang tak mudah. Saya sangat menikmati keindahan hutan pada kala itu. Namun, perjalanan melewati Sungai Serkap menggunakan ketinting sempat membuat saya ngeri. Pasalnya, ketinting hanya mampu menampung sekitar empat orang dan saya tahu terdapat buaya di Sungai Serkap,” ujarnya diikuti tawa renyah.
Ketinting merupakan perahu berukuran kecil berbahan alumunium yang kerap digunakan nelayan sekitar Sungai Kampar ketika mencari ikan.
“Semenjak saat itu, saya sangat menghargai upaya kawan-kawan di RER termasuk para jagawana dan ahli ekologi kami yang banyak menghabiskan waktu di hutan. Hal tersebut membuat saya semakin semangat menjalani peran saya dalam upaya pelestarian lingkungan di sekitar Semenanjung Kampar,” lanjut Cessi.
Menurutnya pula, pekerjaannya berdampak cukup besar terhadap kebiasaan yang ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Karena saya semakin menyadari pentingnya bertindak dengan tepat untuk merawat bumi, perlahan saya pun mulai membiasakan diri untuk melakukan hal yang baik untuk bumi. Dimulai dari hal sederhana saja, seperti memilih kosmetik yang berbahan alami, menanam dan merawat pohon di rumah, serta menghindari penggunaan barang-barang berbahan baku plastik,” Cessi menjelaskan dengan antusias.
Ia berharap hal baik yang dilakukannya hari ini akan menjadi bibit kebaikan yang tertanam di dalam benak kedua putri kecilnya.
“Saya ingin kedua putri saya memahami pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan ketika mereka dewasa nanti. Dan mereka akan ingat bahwa ibunya pun turut berkontribusi dalam upaya restorasi lingkungan,” pungkas Cessi sambil tersenyum.
Dalam semangat perjuangan R.A. Kartini, mari apresiasi setiap wanita yang tak pernah lelah memainkan peran ganda sebagai seorang Ibu sekaligus manusia yang berjuang membuat dunia menjadi lebih baik.
Selamat hari Kartini!